Page 129 of 210

78409637

Alhamdulillah, tahun ini aku bisa ke Pameran Buku di Senayan lagi,
ritual tahunan yang hanya terputus tahun kemaren. Sayangnya waktunya
kurang longgar, jadi banyakan skimming aja. Ugh, memang kayaknya banyak
buku yang bukan saja perlu diskimming, tapi juga diskipping, misalnya
buku-buku politik dan buku-buku agama gituan, yang lucunya makin lama
makin mayoritas aja. Emang para penulis itu kurang inspirasi kali ya.
Hikmahnya, kita jadi lebih terlatih mencari mutiara di tengah kubangan
lumpur.

Buku agama gituan itu yang kayak apaan sih? Itu, buku
yang sibuk bikin orang sesat, atau yang ngotot menuduh orang sesat,
atau buku yang panik menolak adanya kesesatan. Pokoknya yang sesat-sesat
itu lah.

Al Khalil

Kota Al Khalil a.k.a. Hebron di Palestina dikepung dan terus dibomi tentara penjajah. Terus-menerus bencana dipuja-puja manusia. Hebron, kota tempat tinggal si Khaldoun.

Seorang politisi (errr) dengan sinis berujar bahwa orang Indonesia terlalu emosional soal Palestina, seolah-olah Palestina itu negara kita sendiri.

Dia benar. Palestina memang bangsa kita, negara kita. Setiap bangsa, di mana kemanusiaan masih dihinakan, dan ketamakan bertopeng masih berkuasa, adalah bangsa kita, tempat kita meletakkan hati kita.

Kita — adalah bangsa Palestina.

78184237

Dua orang yang terpisah 20 km mengendarai sepeda saling mendekati,
dengan kecepatan yang sama, yaitu 10 km/jam. Seekor lalat, dengan
kecepatan 15 km/jam terbang dari pengendara pertama ke pengendara
kedua, lalu kembali ke pengendara pertama, lalu ke pengendara kedua.
Pada saat pengendara bertemu, lalat berhenti terbang. Berapa jarak
yang ditempuh lalat?

Orang yang lugu akan menghitung deret jarak yang ditempuh lalat,
dari A ke B, B ke A, A ke B, sampai limit mendekati tak terhingga.
Cara yang lebih cepat adalah memahami bahwa kedua pengendara akan
bertemu di titik tengah, 10 km masing-masing, dalam waktu 1 jam;
dan dalam 1 jam, pastilah si lalat telah menempuh 15 km.

Teka-teki ini diberikan ke von Neumann, si matematikawan yang jadi
salah satu pelopor arsitektur komputer. Berpikir sejenak, Neumann
langsung menjawab: 15 km. Si penanya kecewa, lalu berkata, “Anda pasti
sudah tahu triknya.” Neumann balik bertanya, “Emang ada triknya?
Saya tadi membuat kalkulasi deret tak hingga.”

Neumann terkenal lihai dengan kerumitan matematika, dan nampaknya
tidak punya keinginan menyederhanakannya. Misalnya, selain lambang
umum f(x), dia punya f((x)), dan seterusnya. Jadi kadang di papan
tulis ada tulisan semacam

(P((((a)))))² = F((((a))))
yang oleh siswanya dinamai Bawang Neumann. Dia juga suka subscript
pada subscript.

Kegilaannya pada deret juga dibawa ke jalan. Di Princeton ada
“Von Neumann’s corner” tempat Neumann berulang kali menabrak pohon.
Biarpun suka kerumitan tak tepermanai, sebagai ilmuwan lain Neumann
juga pelupa (duh). Pergi ke New York, lalu menelepon istrinya untuk
bertanya, “Saya tadi mau ngapain ke New York?”

Tapi, berbeda dengan Einstein, Neumann belum pernah kerepotan mencari
rumahnya sendiri. Waktu ditanya istrinya, kenapa ia tidak pernah
kehilangan rumah, Neumann menjawab: “Aku hafal, rumah kita berada
dekat burung merpati yang duduk di sarangnya.”

78128149

Epistemology

Richard Wilbur

Kick at the rock, Sam Johnson, break your bones.

But cloudy, cloudy is the stuff of stones.

We milk the cow of the world, and as we do

We whisper in hear ear: you are not true.

78091461

Cerita di tahun 1995, diawali dengan sebuah notebook.

“Notebooknya bagus bener, Pak,” kata aku yang lagi bosan di workshop.

“Bagus donk,” kata yang punya.

“Boleh donk kita tukeran.”

Dia melirik sekilas. “Jangan kata notebook. Kamu mau mobil juga saya kasih.”

“Hehe. Saya nggak perlu mobil kok.”

“Saya serius lho. Saya tahu kamu kok. Kamu namanya Kuncoro kan?”

“Kok?”

“Iya. Dulu kan saya di bagian rekruitasi. Saya yang memasukkan kamu di Telkom.”

“Kok? Kok Bapak masih ingat?”

“Ha-ha. Saya sih selalu ingat. Gini, saya perlu orang dengan performansi
bagus buat ngisi IT di Divre I. Kalau kamu mau pindah ke Medan, kamu
langsung dapat jabatan sama mobil dinas sama training di Perancis”

“….”

“Kamu tunggu ya … Saya bilang Adek dulu.”

 

Trus Mr Mysterious bener-bener chat dengan Pak Adek. Aku balik ke mejaku,
trus mau nanya ke boss, itu siapa sih. Tapi si boss udah nanya duluan:

“Diajak ngobrol apa sama Pak Agus?”

“Pak Agus itu siapa Pak?”

“Itu Pak Agus Utoyo, Kadivre I di Medan. Masa nggak kenal?”

Well, denger-denger Pak Adek (Kadivre III waktu itu) menolak aku pindah
tapinya. Kalau Pak Adek setuju, beda deh jalan ceritanya :).

Udah lama sih cerita itu terlupakan. Tapi sore ini ada secarik SMS masuk. Dari Dina. “Udah tau susunan direksi baru kan? …. DirSDM: Agus Utoyo.” Dan jadi inget aja.

77963053

Bang Laurel kali ini marahnya nggak kira-kira. “Negeri ini tampaknya memang
masih kurang diganjar oleh laknat Allah, akibat masih berkeliarannya muslim
ndablek, dan tidak ada inisiatif untuk mencegahnya.”

Ada apaan sih?

Ceritanya WFP (World Food Program) bersama LSM menginisiasi program gizi
untuk bayi dari keluarga miskin untuk menyelamatkan pertumbuhan jaringan
sel otak mereka. Caranya adalah dengan pendamping ASI berupa kacang kedelai
bervitamin.

Kemudian, wajar, adanya tuntutan untuk melakukan sertifikasi halal terhadap
produk ini. Ini disambut baik oleh pihak WFP. Yang terjadi, untuk proses
sertifikasi halal itu ada ongkos siluman yang harus diberikan ke oknum
pelaksana di Dirjen POM. Biaya itu tidak resmi dan yang menerima tidak bersedia
memberikan kuitansi untuk biaya ini. Untuk lembaga internasional seperti WFP,
tidak mungkin ada uang yang bisa dikeluarkan tanpa bukti pembayaran. Maka,
terkatung-katunglah proses sertifikasi halal makanan yang begitu penting
perannya bagi bangsa ini.

Inilah negeri kita, yang sertifikasi halal-nya pun harus dilakukan dengan
uang haram. Wajar kalau Bang Laurel marahnya ruarrrr biasa.

77934132

Berbincang dengan pemkot Sukabumi. Beda dengan kabupaten Cianjur dan Lebak,
di mana IT awareness hanya ada di level atas, di kota Sukabumi awareness ini
sudah meluas, dan perbincangan jadi menarik. Persamaan dengan kabupaten lain
adalah keakraban yang mudah dibentuk.

Satu demi satu demi satu, kita coba ujudkan masyarakat madani yang bersifat
transparan, dengan mediasi teknologi IT.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑