Page 120 of 210

80850095

Pada awalnya, relativitas disebut-sebut telah mematikan fisika Newton.
Pada awalnya, mekanika kuantum juga disebut-sebut telah mematikan determinisme
Laplace. Kali nggak bener. Tapi soalnya: kenapa abis nama Newton, nama Laplace harus dibawa juga :).

Konon Newton pernah khawatir, bahwa perturbasi dalam orbit planet mengakibatkan
ketidakstabilan tatasurya, setidaknya kalau kalkulasi hanya memakai rumus
Newton. Tapi buktinya, tatasurya relatif stabil. Jadi Newton menuliskan
bahwa telah terjadi campur tangan tuhan, melawan hukum fisika, dalam
menstabilkan semesta.

Dari negeri tetangga, Laplace melengkapi kalkulus Newton dengan bentuk
Laplacian yang sampai sekarang selalu menghantui mimpi para mahasiswa
(bersama Fourrier, kalau di elektro), plus probabilita, dan hasilnya
adalah sistem kosmolosi yang lebih baik. Tidak diperlukan lagi campur
tangan tuhan (yang melawan hukum fisika itu) untuk menstabilkan semesta.

Waktu Napoleon (politisi, huh) mengeluhkan bahwa formula Laplace telah
membuang tuhan keluar sistem (fisika), Laplace cuma menjawab, “Saya tidak
perlu hipotesis macam itu.”

Lalu dinyatakan klaim Laplacian yang terkenal itu, bahwa jika seluruh hukum
fisika telah dipahami, dan seluruh keadaan dari setiap unsur semesta telah
diketahui, maka setiap bagian dari masa depan akan dapat diramalkan.

Klaim ini yang kemudian ditumbangkan oleh mekanika kuantum.

Tapi penumbangan itu semacam eforia aja ;). Sejauh apa pun, memang tuhan selalu
ada di luar sistem ;), dan barangkali determinisme Laplacian masih bisa benar,
kalau benar-benar “seluruh hukum fisika telah dipahami”. Sampai sekarang kata
“seluruh” itu belum terpenuhi. Memang sih, para fisikawan bilangnya “sebagian
besar hukum fisika telah dipahami”, tapi itu juga pernah dikatakan fisikawan
zaman Maxwell, zaman Newton, bahkan zaman Aristoteles. Semesta masih menyimpan
kejutan, yang lebih menarik bahkan dari khayalan dan mimpi kita.

80831609

Batutulis. Kok bisa ya aku beneran lewat jalan Batutulis di Bogor. Beneran liat site prasasti yang dikelilingi tulisan-tulisan protes itu.

Debussy Day

Mendadak pingin dengerin Prélude à l’après-midi d’un faune, simfoni Debussy yang pertama aku denger zaman aku lagi impresionistik dulu (ups), dan kebawa ke mana-mana bareng serial Der Ring dari Wagner dan Petrushka dari Stravinsky. Tapi buat menjalani hidup yang dinamik dan bersemangat tinggi di tengah absurditas, Debussy jadi kerasa kurang pas — terlalu indah, dan mulai jarang ikut menemani paper-paper dan program-program.

Debussy day hari ini. Bukan buat menegaskan keindahan yang di HQ ini hampir nggak pernah ada; tapi buat mempertegas pikiran yang lagi impresionistik.

80752397

Rasialisme itu dari mana sih? Ketakutan atau ketidakbiasaan? Apa jangan-jangan
kita semua memang memendam prasangka rasialis?

Aku pernah dipaksa sadar bahwa aku masih rasialis. Aku lagi makan malam dengan
sekelompok orang kulit hitam. Sambil ngobrol, aku liatin orang yang makan di
depan aku. Tau-tau aku mual, pingin muntah, dan kehilangan selera makan. Aku
tarik nafas panjang, baca istighfar, diam, cari bahan lelucon sebentar sampai
aku tenang, terus nerusin makan, biarpun masih mual.

Di mana tempatnya rasialisme? Di sebuah bagian dari otak, tentu, tapi bukan
di bagian yang dominan, seharusnya. Yang dominan seharusnya akal sehat, kearifan,
dan kasih sayang.

Abis riset malam, aku balik ke kamar, terus … memutuskan buat ke kamar temen
aku, bawa kopi (decaf) panas. Dia nerima aku dengan baik. Trus kita ngobrol
tentang keluarga dan masyarakat, minum bareng (aku bawa minum soalnya tau dia
nggak punya gelas lebih dari satu), makan snack dari Niger, ugh … pikiran
kita memang tidak harus selalu suci dan jernih … tapi bagian otakku yang masih
gila itu yang harus dipaksa mengalah. Dan cuman perlu hitungan menit aja untuk
melenyapkan kegilaan irasional :).

Abis itu, aku sering sekali balik ke kamar itu. Shalat bareng … sampai di ujung
tahun sering buka puasa bareng dengan menu antar bangsa yang aneh-aneh.

Baru di akhir tahun, waktu dia ngajak aku milih sepatu buat oleh-oleh buat
istrinya, aku baru inget lagi bahwa kita tidak satu bangsa. Semua yang aku
bilang bagus dibilang kampungan sama dia, dan akhirnya dengan bangga dia beli
sepatu yang warnanya kampungan bener untuk otak aku. Ugh, memang kita beda
warna, selamanya :) … tapi dengan hati yang sama :).

80752336

Hrms, kayaknya satu mailbox lagi harus dimatiin. Dibanjirin mail dari makhluk rasialis. Nggak enak pula dibacanya.
Nambah koleksi orang idiot edisi Agustus, melengkapi menteri agama yang percaya ahli nujum dan para investor
yang percaya ada interest 10% per bulan dan para birokrat yang sibuk dengan kata-kata tanpa konteks.

Sayangnya alamat yang harus dimatiin itu alamat yang suka dipakai buat transaksi via Internet. Ugh, banyak juga
site yang harus didatengin untuk ganti alamat. Aku nggak terlalu konservatif dalam bidang e-shopping.

Aku juga baru tahu hari ini bahwa kalau kita ganti alamat mail dan/atau password di amazon.com, maka account
di amazon.fr dan amazon.co.uk akan berubah juga. Praktis sekali, biarpun kalo inget-inget, kayaknya sign-upnya
nggak saling terkait.

Yang juga aneh, ternyata amazon.co.uk mengenali dua kepribadian yang berbeda, kalau kita memakai satu alamat
mail (i.e. login) dengan dua password yang berbeda. Duh, struktur database mereka kayak apa sih?

80735778

Website Chevening di-spin-off ke luar dari FCO. Sekarang jadi interaktif sekali. Sayangnya baru 56 Chevening-scholar dari Indonesia yang udah meregistrasi diri.

UCITA

UCITA, RUU di AS yang memberlakukan transaksi software sebagai pemberian lisensi, dan bukan perdagangan barang. Lisensi bisa mencegah pembeli untuk menjual kembali software itu, atau memberikannya ke orang lain, atau bahkan sekedar membahasnya di media — segalanya cukup dibatasi dengan teks berhuruf kecil yang kadang tidak bisa dibaca sebelum kita membeli si software, dan baru terbaca setelah kemasan dibuka.

UCITA telah diberlakukan di Virginia dan Maryland sejak 2000, tapi belum ke state lain. Pendukung utamanya siapa lagi kalau bukan Microsoft, bersama dengan Oracle, AOL, dan Intel. Penentangnya meliputi IEEE dan ACM, diikuti lembaga perlindungan konsumen, pustakawan, pemakai software skala besar, serta komunitas open source. Sikap IEEE US bisa dilihat di http://www.ieeeusa.org/forum/POSITIONS/ucita.html.

Menggunakan UCITA, tahun 1998 Oracle mengancam PC Magazine untuk tidak mempublikasikan hasil benchmark produknya. PC Magazine akhirnya mengganti artikel itu dengan artikel protes. Tahun 2001, Microsoft mencoba menghalangi benchmark yang dilakukan Network World, tapi gagal. Sebaliknya, Network Associates justru dituntut di New York karena menuliskan di lisensinya bahwa customer tidak boleh mempublikasikan benchmark atau review atas produknya.

80522950

Dari berbagai jenis CXO, yang jadi monumental adalah CKO, chief knowledge officer. Tahun 1995 belum ada yang namanya CKO, tapi sekarang seperempat dari perusahaan besar telah memiliki CKO. Ini akibat ada visi baru bahwa perusahaan perlu mengelola knowledge dalam bentuk knowledge management (KM), bukan sekedar informasi saja. Lew Platt dari HP bilang, “If H-P knew what H-P knows, we would be three times as profitable.”

Secara praktis, umumnya CKO menggali knowledge dengan semacam business intelligence software.

Di awal 1990-an, para manager mengatakan bahwa perusahaan mereka perlu informasi, bukan sekedar data. Sekarang mereka yakin mereka perlu knowledge, bukan informasi. Lalu kapankah para menager sadar bahwa kearifan itu lebih penting daripada sekedar pengetahuan? Ada waktunya, yaitu waktu mereka mengganti CKO dengan CWO, chief wisdom officer.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑