Langit ungu lagi … Kapan sih aku terakhir cerita tentang langit ungu? Aku malah hampir lupa kalo langit bisa ungu. Plus maroon di beberapa sisinya. Dengan cercah-cercah awan yang malu-malu. Dan bulan yang mulai beranjak di timur. Bulannya bulat bener. Tanggal berapa sih sekarang? Ramadhan setengah bulan lagi?
…
Kemana larinya waktu dari Ramadhan kemarin ke Ramadhan yang ini?
Page 112 of 210
Pertama kali ngeliat Amazon tutup.
Flashback ke Malang tahun 19xx. Aku lagi kerja di Lt 2 LPK, bikin laporan buat kampus. Kayak kebiasaan aku waktu itu, semua pekerjaan baru dimulai di saat-saat kritis menjelang deadline. Sore … kerjaan tinggal dikit … tinggal print dan fotokopi dan paginya bisa disubmit. Tapi *blup* listrik mati … semua file masih di harddisk. Semua! Aku masih tenang-tenang aja, kumpulin buku-buku, beresin ruang komputer. Tadi cahaya di luar mulai hilang, dan belum ada tanda listrik mau hidup. Stress mode on. Menghitung alternatif. Tapi kan semua file masih di harddisk. Kernel panic. Aku jalan-jalan di sepanjang lorong. Trus …
Eh, West, pikir aku, Daripada stress gini, mendingan kamu berdoa.
Tapi gimana caranya berdoa minta listrik hidup. Ini tahun 19xx, si aku masih lebih suka berdoa untuk seluruh semesta daripada buat hal-hal kecil kayak ujian, seminar, atau listrik. Tapi masa sih aku harus selalu sombong nggak mau berdoa buat diri sendiri. Coba berdoa. Tapi gimana caranya?
Aku coba, “My God, please …”
Please apa yach …
Tapi kayaknya Yang Mahasayang nggak tega ngeliat aku kelamaan nyusun doa. Jadi saat itu juga listrik langsung nyala. Komputer langsung hidup lagi.
“Thanks God. Alhamdulillah.”
Bukan cuma Nazaruddin yang doanya bisa langsung dikabulkan. Dan seperti juga Nazaruddin, doa nggak harus bersifat kausal.
Cuman kayaknya aku waktu itu yakin denger suara Mikhail nahan ketawa di belakang kursi.
Nazaruddin tiba-tiba dicegat orang tak dikenal. “Tolong tuan. Anakku sakit keras. Tolonglah aku dengan beberapa dirham untuk biaya pengobatan anakku.”
Seperti biasa, Nazaruddin tidak memiliki uang banyak. Tapi diberikan juga uang yang dia miliki, sambil tak lupa dia mendoakan agar si anak orang tak dikenal itu segera sehat.
Tapi tak lama, seorang kenalan Nazaruddin menghampirinya, lalu berkata ke Nazaruddin, “Hey Din, elo ditipu mentah-mentah amé itu orang. Gue kenal dié. Anaknyé banyak, baong-baong, tapi kagak àdé tuh nyang sakit.”
Khas Nazaruddin, ia malah berucap, “Syukurlah. Jadi tidak ada yang sakit sekarang? Cepat sekali doaku dikabulkan Allah. Segala puji bagi Allah.”
Ugh, ikut dengan Lasykar Nazaruddin ah: hidup dengan ringan, ceria, dan mencerahkan.
Bandung cuacanya nyaris nggak kenal ampun. Padang rumput jadi lapangan tanah. Malam juga panas, dan kunang-kunang menghilang. Rasanya mau lepas semua baju, plus potong rambut :).
Tahu-tahu inget waktu aku dkk kepanasan malam-malam di Yogya, abis migrasi dari Bandung. Di Malioboro ada tukang cukur bergaya klasik. Kita masuk dan potong rambut bareng-bareng. Lega. Naik taksi, si sopir taksinya nyeletuk, “Abis ikut pendidikan ya Mas.” Kita iya-in aja.

Nggak lama, aku iseng daftar kelas di LIP (CCF versi Yogya). Masuk kelas 1, sama mahasiswa2 yang umumnya dari UGM. Biasa, belum masuk kelas pada ngobrol. Tapi ada satu yang somse amat. Trus masuk, mulai dengan je m’apelle, je suis, j’habite. Trus break maghrib. Trus masuk, dan disuruh mempraktekkan satu-satu. Trus kelas bubar. Si somse ngedeketin, “Mas, maaf … tadi saya kira mahasiswa baru. Rambutnya kayak mahasiswa lagi di-ospek sih.” Bah, panitia OS rupanya dia — satu macam makhluk yang tak aku mengerti arti keberadaannya di atas muka bumi ini. Apa bedanya aku bilang je suis étudiant sama je suis ingénieur?
Tapi nggak lama aku sekelas sama si mantan somse. Aku dipaksa pindah kelas sama gurunya, gara-gara waktu bilang j’habite rue lempuyangan numéro 8, aku melafalkan angka 8 dengan style yang bikin gurunya yakin bahwa aku bukan beginner. Minggu depannya aku masuk ke kelas 2. Tapi ini cerita laen.
Web design memang kerjaan anak kecil ;)
Stroustrup palsu …
Kacamata jalan, sepatu pinjaman, monitor out-of-service …
Stroustrup asli …
Mulai kapan yach, British Council ganti logo ?
Ketemu lagi dengan catatan lama: Götterdammerung, salah satu jenis wagner-driven reflection, yang sering aku tulis di tahun-tahun 1997-1998, waktu aku udah terlalu malas buat nulis di milis-milis, tapi masih belum punya weblog. Catatan-catatan ini sifatnya offline, hanya tersimpan di harddisk. Tapi waktu aku bikin site Catatan Multidimensi (udah almarhum), catatan semacam ini aku masukkan ke sana, sebagian. Yang satu ini nggak ikutan, soalnya baru ditulis waktu website-nya udah mulai nggak terpelihara. Sekarang masuk ke Catatan Subversi, soalnya sifatnya yang sering menghilangkan rasa aman buat personality-personality yang terlalu mudah merasa aman dengan pegangan semu. Tapi catatan itu sebenernya catatan mati. Catatan tahun 2000 ke atas yang masuk ke weblog hampir nggak pernah berkaitan lagi dengan catatan itu.