Author: Kuncoro Wastuwibowo (Page 77 of 88)

Legian

Berduka untuk mereka yang hatinya telah digelapkan.
Berduka untuk para pemimpin yang tidak bisa berpikir lebih jauh dari isi perut.
Salam sayang untuk mereka yang mendahului kita menemui Sang Penyayang.

Bonang

Di basement 2 di Gedung Japati, aku baru sadar bahwa opera Wagner semacam Der Ring (termasuk Die Walküre) yang serba tepat itu pasti menuntut kerja ekstra keras dari para pemainnya, khususnya para pengiring musiknya (Hey, what did I think!). Wagner si Mr Promethean yang suka hal-hal besar itu, pasti menyiksa para pemain untuk memainkan instrumen yang lengkap dengan keteraturan ekstra tinggi.

Kesadaran yang datang rada terlambat, datang di basement ini waktu aku kesusahan mukulin bonang penerus buat pengiring opera (a.k.a. ketoprak) Ande-Ande Lumut. Adegan kijang yang riang, adegan harimau yang mendebarkan, pertarungan antara pemburu dengan harimau, adegan kehilangan, dan diikuti warta berita. Pemain berlompatan dari slendro ke pelog, dengan kecepatan dan kekuatan yang terus bervariasi.

Kenapa aku nggak memilih jadi penonton aja?

Masih Kategori

Aku lebih suka pakai logika aku sendiri, yang berdasar atas ketidaksukaanku pada kategori.

Ambil contoh untuk kasus T dan F. Salah satunya, kalau dalam tes kita masuk golongan T, itu artinya T kita lebih tinggi dari F kita, dan sama sekali tidak berarti bahwa F kita rendah (atau bahkan tidak berarti bahwa T kita tinggi). Orang yang masuk golongan T bisa memiliki T tinggi dan F tinggi tapi T>F. Orang yang masuk golongan T bisa memiliki F yang lebih tinggi dari orang lain yang ada di golongan F. Jadi para insinyur, kelompok INTP, bisa jadi pedagang yang baik, teman yang hangat, serta empatik.

Dilbert, biarpun sering teramati dalam kehidupan nyata, tetap lebih baik dipandang sebagai humor yang nyata. Kehidupan kita jauh lebih berwarna-warni ketimbang kartun Dilbert yang cuma berwarna di hari Minggu.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑