Author: Koen (Page 48 of 87)

Français

Udah cukup lama, site kuncoro.online.fr dikosongin. Bulan Juli kemaren, waktu lagi bosen untuk lagi-lagi menjadikan bulan Juli sebagai bulan Bastille (haha) di site ini, aku mulai membayangkan: lucu kali yach, untuk bikin site en français. Kayak biasa, ide harus tertunda, sampai Agustus. Dieksekusi pada sebuah tanggal yang diinspirasi dari nomor kartu Fren cadanganku: 0-8888-05-08-25. Sebagai pemalas sejati, aku pakai Blogger lagi ;). Tapi pemalas sejati yang ini masih malas nulis, jadi copy-n-paste aja dari salah satu tulisan di site ini. Aku belum terbiasa nulis langsung dalam bahasa yang bahkan bukan bahasa kedua atau ketigaku. Sampai sekarang juga yang aku pasang hanya yang pernah ditulis dalam bahasa Indonesia di sini.

So: ini cuman woro2, bukan ajakan atau semacamnya.

Konstanta Struktur Halus

Para fisikawan pernah dikesalkan oleh kumpulan konstanta fisika yang kesannya acak bener. Kenapa misalnya tidak ada hubungan yang indah antara kecepatan cahaya c, muatan elektron e, dan konstanta Plank h. Arnold Sommerfeld pernah menyusun konstanta gabungan α = 2πe²/hc, dan nilainya adalah 1/137,036; atau 1/137 saja. Angka 137 pun jadi semacam angka keramat di kalangan fisikawan.

α dinamai sebagai fine-structure constant, menggambarkan spektrum halus atau selisih lintasan halus antara elektron dalam satu lintasan, namun juga menentukan struktur materi yang kita kenal saat ini. Kalau nilai α  lebih kecil, kerapatan atom akan berkurang, keterikatan molekul akan pecah pada suhu lebih rendah, dan jumlah elemen yang stabil pada sistem periodik akan bertambah. Kalau α bertambah, inti atom yang kecil tak dapat terbentuk, karena daya pisah antar proton akan melebihi daya ikat nuklir kuat yang mengikatnya.

Nilai α tapi memang kemungkinan terdeteksi sebagai tidak konstan. (Duh jadi inget ini: constants aren’t, variables won’t).

Sempat memang para ilmuwan lega bahwa nilai α  ini konstan. Sebuah sisa reaktor alam sangat purba di Afrika Barat menunjukkan tingkat peluruhan yang sesuai dengan nilai α masa kini. Tapi saat para astrofisikawan ikut melongok ke pelbagai kuasar di luar galaksi, mereka mendapati nilai α yang mulai berubah. Dan setiap pengamatan memberikan level perubahan yang berbeda. Jadi belum diketahui tingkat pasti ketidakkonstanan si konstanta ini.

Diperkirakan saat semesta baru terbentuk, dan masih mayoritas diisi oleh radiasi, ekspansi semesta sangat cepat, dan nilai α  lebih tinggi. Kemudian saat semesta lebih stabil, mayoritas berisi materi, nilai α  agak menurun. Tapi kemudian, semesta mayoritas diisi oleh dark energy, dan ekspansi mulai lebih cepat lagi, sehingga nilai α  mulai berubah kembali.

Lucunya, kalau memang nilai α dipengaruhi ekspansi semesta, maka nilai α jadi berbeda di dalam galaksi di mana efek ekspansi tak begitu terasa akibat keseimbangan dengan gravitasi, dan di luar galaksi di mana efek ekspansi terasa lebih dari gravitasi.

Meanwhile, seperti banyak cerita lain, cerita yang ini juga belum selesai.

Hrvatska

Entah mencari jiwaku ke mana, mimpiku membawa aku ke … Zagreb :). Dimulai dengan melihat peta, disusuri dari Italia ke timur, menjauh dari Laut Adriatik, tapi tak terlalu jauh, menyeberang satu negara, dan sampai ke kota itu. Peta yang cukup rinci dan tepat, waktu aku bandingkan pagi ini dengan peta beneran di luar alam mimpi.

Cuman dalam mimpi, aku lupa aku ke negara mana. Bukan Croatia, kayak yang seharusnya. Namanya aneh, mirip Hongaria (bukan Magyar) tapi dengan modifikasi huruf. Abis aku ke Wikipedia, aku baru sadar bahwa memang orang Croatia menamai negaranya Hrvatska. Tapi coba, siapa yang buka peta dan Wikipedia abis bermimpi? :)

Peta diturunkan, dan suasana sore di depanku membuat gedung-gedung, taman-taman, dan jalan-jalan beraroma sepia. Bernuansa cokelat kelabu semata. Seluruh ujung-ujung jalan dan gang berbalur puisi. Puisi tanpa kata, kau pasti tahu maksudku.

Barangkali dalam kehidupanku yang lain, aku pernah mengalami hidup yang cokelat kelabu di sana :). Atau ada aku yang lain sedang di sana. Atau aku sedang mencari tempat buat melabuhkan hati bersama jiwaku, entah harus ke mana.

Dan tanpa kata-kata.

NSIS

NSIS (Next Step in Signalling), merupakan sistem persinyalan pada IP, yang diharapkan dapat mengatasi kelemahan pengganti RSVP. NSIS diharapkan bersifat generik dan extensible. Untuk itu, protokol NSIS memisahkan fungsionalitas seperti reliabilitas, fragmentasi, kontrol kongesti, dan integritas; dengan aplikasi persinyalan. Maka dalam NSIS terdapat dua layer protokol:

  • NSIS Transport Layer Protocol (NTLP), digunakan untuk layer messaging, yang disebut GIST, untuk mentransportasikan pesan layer aplikasi sinyal. Layer GIST dijalankan di atas protokol transpor dan security standar, seperti UDP, TCP, SCTP, dan DCCP.
  • NSIS Signaling Layer Protocols (NSLPs), masing-masing menjalankan fungsionalitas persinyalan yang spesifik menurut aplikasi, termasuk menyampaikan format dan aturan pengolahan antar NSLP sendiri. Contoh NSLPs adalah QoS NSLP untuk reservasi, NAT/Firewall NSLP untuk konfigurasi middlebox, dan mungkin saja NSLP untuk konfigurasi pemeteran.

Perbedaan NSIS dengan RSVP antara lain:

  • Transport. RSVP diangkut di atas UDP atau langsung di atas IP. NSIS memisahkan NTLP dengan NSLP, yang memungkinkan pemisahan aplikasi signalling. NTLP sendiri diangkut di atas protokol yang sudah ada, termasuk TCP dan UDP.
  • Model Reservasi. RSVP diinisialisasi oleh receiver. Sementara NSIS QoS NSLP dapat diinisiasi oleh sender maupun receiver. Proxy juga dimungkinkan, dalam arti inisiasi dan terminasi dapat terjadi tidak di ujung flow. Jadi kalau RSVP harus end-to-end, NSIS dapat bersifat end-to-end, edge-to-edge, host-to-edge, atau edge-to-host.
  • Multicast. Tak seperti RSVP, NSIS tak mendukung multicast. Ini mengurangi kompleksitas aplikasi yang kita ketahui sebagian besar masih unicast. Namun, kelihatannya model NSIS ini bersifat extensible terhadap IP multicast juga.
  • Reservasi Dua Arah. QoS NSLP memungkinkan reservasi dua arah dengan melakukan binding pada sesi-sesi di kedua arah. Yang seperti ini tidak ada dalam RSVP.
  • Model-Model QoS. NSIS QoS NSLP memungkinkan persinyalan model QoS yang mana pun.
  • Mobilitas. NSIS mengidentifikasikan sesi persinyalan dengan identifier sesi yang bersifat random, alih-alih dengan identifier flow yang meliputi alamat IP. Maka NSIS dapat mendukung mobilitas secara lebih mudah.
  • Keamanan. Soal keamanan telah ditambahkan pada RSVP. Namun pada NSIS, soal keamanan telah dipertimbangkan sejak awal perancangan. Telah dilakukan integrasi dengan protokol keamanan baku, seperti TLS or IPsec/IKEv2.

Framework NSIS dipaparkan pada RFC 4080, Juni 2005.

Indosat Matrix

Neo melesat dari Puncak Monas ke Jalan Medan Merdeka Barat. Eh, bukan mau cerita Matrix yang ini dink. Mau ngerasani Retno aja. Ini adikku, buat yang belum tahu.

Alkisah, almarhum Papap dapat kiriman tagihan Matrix dari Indosat. A.n. Retno. Sama Papap dicuekin aja. Biasa aja kalau anak2 Papap pakai alamat Papap untuk korespondensi legal. Lama2 Indosat bertelepon, minta tagihan Matrix sebesar 10 juta dilunasi. Baru di titik itu kita semua sadar ada yang nggak beres. Retno nggak pernah daftar Matrix, nggak pernah pakai Matrix. Karena ditelepon terus2an, Retno mengirim nota ke Indosat. Indosat menyuruh datang ke kantor (baca: Indosat menyuruh orang yang bukan customernya, tapi diganggunya dengan telepon terus2an, untuk datang). Retno datang. Officer Indosat langsung menyambut ramah. “Eh ketemu lagi. Pakai kerudung ya sekarang?” Well, Retno pakai kerudung udah lebih dari 10 tahun yang lalu :).

Abis cek KTP, foto, dll, diputuskan bahwa memang ada kesalahan. Seseorang melakukan fraud dengan bikin KTP palsu pakai nama dan alamat Retno. Selesai. Masa? Nggak. Indosat masih menego dengan mencoba meminta pembayaran sebagian, pembayaran cicilan, dll. Lucu? Nggak.

Akhirnya Retno nulis di Kompas. Trus Indosat lebih serius. Semuanya dicek ulang. Papap, sekitar 2 minggu sebelum meninggal, sempat didatangi satu gerombolan orang suruhan Indosat untuk recheck. Dan akhirnya Retno dapat surat permintaan maaf resmi dari Indosat. Selesai. Masa?

Tadi malam, setahun abis peristiwa itu, Retno cerita bahwa debt collector suruhan Indosat masih meneleponi. Karena ini bulan puasa, Retno cuman memberikan makian khasnya secara moderat.

Jadi barangkali Matrix memang harus pakai slogan lama Indosat : “we care more” — nggak daftar pun bisa kena tagihan. Dan tentu slogan yang lain: “the corporate is always right.”

Ugh, aku punya beberapa temen baik di Indosat sebenernya. Orang2 yang bener2 profesional dalam bidangnya. Mudah2an nggak menyinggung mereka. Nothing personal, guys. Hk Murphy aja. Sebenernya sih, aku juga menahan diri nggak nulis soal ini dari tahun lalu. Cuman, kayak Retno bilang semalam, “Elu ganggu bokap gue terus sampai meninggal. Sekarang mau apa? Ganggu nyokap gue juga?”

Revoking ISOC-ID

From: James M Galvin
To: Teddy Purwadi
Cc: David McAuley; Fred Baker; Lynn St.Amour; Nelson Sanchez
Sent: Wednesday, October 12, 2005 2:11 AM
Subject: Re: regarding issues with ISOC Indonesia

Dear Purwadi,

As you see below, I asked you on August 18th to reply with a detailed plan to fairly address the issues that have been raised with respect generally to the management of the ISOC Indonesian Chapter. I gave you two weeks to reply and obviously I have waited an additional period but I have not received any reply from you.

We respect all that you have done to form and run a chapter for ISOC. But with that effort comes the responsibility to manage the chapter in an open and fair way for all members. You must afford members who feel they have a grievance with the chapter a fair way to be heard and to have that grievance considered. It is not up to ISOC to specify these procedures but we do have a right, which we insist upon, to have such mechanism available to members.

In light of your not having replied, it is my intent to revoke the Internet Society Charter from ISOC Indonesia effective at 23:59 local time in Jakarta on Tuesday, October 18th, unless I receive from you a detailed plan as described in my e-mail below of August
18th. I will be the sole judge of whether any plan or correspondence you submit is sufficient to meet these requirements and I will be happy to respond before then to suggestions you might have for such a plan. But the burden is on you to do it and to
finish it by that time. There has been some delay and I will not further delay this. If this revocation takes place you must then cease and desist using the Internet Society and ISOC Chapter name, logo and other proprietary materials and you should inform your
members of such action. We also will inform your members of such action should it occur.

We regret this but those members who have a grievance are entitled to be heard and given a fair chance to seek redress.

Jim Galvin
Internet Society
VP Chapters

Well, mudah2an TAP nggak berkelit yang nggak-nggak lagi. Biarlah ISOC Chapter Indonesia dicabut. Mudah2an kemudian dapat dibangun lagi oleh orang2 yang punya moral dan tanggung jawab.

Implausible, Crazy Universe

WMAP, Wilkinson Microwave Anisotropy Probe, adalah proyek bersama NASA dengan Princeton University. WMAP diluncurkan NASA pada bulan Juni 2001, ke posisinya sejuta mil dari bumi: empat kali lebih jauh daripada bulan. Tugasnya adalah merekam radiasi latar belakang kosmik (CBR), berupa gelompang pendek dari semua penjuru angkasa. CBR berasal dari kabut yang memenuhi semesta 380 ribu tahun setelah Big Bang. Selama setahun, WMAP merekam peta riak-riak CBR itu dengan ketepatan yang belum pernah
dicapai sebelumnya. Riak-riak pada radiasi itu menunjukkan blok superkluster.

Pada Februari 2003, NASA mengumumkan hasil rekaman WMAP. Dengan menganalisis riak-riak pada CBR, para ilmuwan menyimpulkan bahwa

  • semesta berusia 13,7 miliar tahun
  • semesta terus mengembang sampai menjadi kabut kembali
  • 96% semesta terdiri atas materi gelap dan energi gelap
  • bintang yang pertama terbentuk 200 juta tahun setelah Big Bang.

Bahkan hingga beberapa tahun sebelumnya, masih ada perdebatan di antara astronom: apakah semesta harus dimulai dengan Big Bang, tidak bisa dengan misalnya teori steady state ala Hoyle. WMAP memberikan detil lebih rinci tentang Big Bang, dan bahwa usia semesta adalah 13,7 miliar tahun, atau tiga kali lebih tua daripada bumi.

Ilmuwan juga terkejut bahwa bintang pertama terbentuk lebih cepat daripada yang diduga sebelumnya. Dan pasti juga terkejut bahwa hanya 4% isi semesta yang merupakan materi atau energi yang kita ketahui; sementara sisanya adalah “dark matter” dan “dark energy” yang tidak kita ketahui apa pun tentangnya.

“We live in an implausible, crazy universe,” kata astrofisikawan John Bahcall.

You Needed Me

I cried a tear, you wiped it dry
I was confused, you cleared my mind
I sold my soul, you bought it back for me
And held me up and gave me dignity
Somehow you needed me
You gave me strength to stand alone again
To face the world out on my own again
You put me high upon a pedestal
So high that I could almost see eternity
You needed me, you needed me

And I can’t believe it’s you
I can’t believe it’s true
I needed you and you were there
And I’ll never leave, why should I leave?
I’d be a fool ’cause I finally found someone who really cares

You held my hand when it was cold
When I was lost you took me home
You gave me hope when I was at the end
And turned my lies back into truth again
You even called me “friend”

You gave me strength to stand alone again
To face the world out on my own again
You put me high upon a pedestal
So high that I could almost see eternity
You needed me, you needed me
You needed me, you needed me

Rintik

Tak terlalu deras hujan pagi ini. Rintik. Tapi dinginnya langsung menghujam menembus jaket tipisku. Tidak menyiksa. Malah menanamkan kesegaran dan kenangan bahwa di masa-masa kebangkitanku, dingin adalah sahabat, dan kesegarannya adalah anugerah.

Sebagai bagian dari kenangan, Iqbal tiba-tiba menemaniku. “Jangan mengharapkan kehangatan dari apa pun, dari siapa pun. Nikmati bekunya dada itu, dan cobalah dalam kebekuan itu untuk memberikan kehangatan pada penghuni bumi.” Aku mencoba tersenyum. Tidak mudah, di tengah rintik yang mulai menderas. Mudah2an masih agak mirip senyum.

“Percayalah hanya pada Penciptamu, dan jangan menggantungkan hatimu pada apa pun,” celotehnya lagi. Aku terpaksa menukas, “Bahkan mungkin tak perlu menggantungkan diri pada-Nya. Ini permainanku dengan-Nya. Ia memberikan cobaan, kepedihan, kesendirian, lalu Ia melihat bagaimana aku bisa mengatasinya. Ia tahu aku bisa. Ia penciptaku.” Dan beku kembali menerpa.

Mungkin bukan kehangatan yang Ia berikan. Tapi jelas sebuah perhatian. Dan bagi seorang manusia yang haus perhatian, tak ada bedanya apakah perhatian itu diberikan dalam bentuk kehangatan atau kebekuan, dalam bentuk anugerah atau cobaan, dalam bentuk keramahan atau kepahitan. Dan keterpojokan. Dan kegelisahan.

“Api Namrudz tak akan mampu membakarmu,” kata Iqbal lagi.

Aku tak perlu menggunakan bibir beku untuk membalas kata-kata teman khayaliku yang ini. “Api Namrudz tak punya kekuatan padaku. Bukan karena aku orang suci. Tapi karena aku tidak mengakui kekuatan Namrudz dan pasukannya dalam menentukan apa yang terjadi dalam hidupku.”

Iqbal kembali ke alam kenangan, waktu warna putih gedung kantorku mulai terlihat di kejauhan.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑