Author: Koen (Page 45 of 87)

Muhammad

Kemudian setelah riuh itu kembali merendah, seiring dengan sifat dasar manusia yang mudah lupa dan mudah lalai (manusiawi sekali), kita kembali membuka kisah sang manusia yang agung akhlaknya itu.

(1) Setiap kali Muhammad, saw, melalui suatu jalan, seorang perempuan membuang ludah ke arahnya. Keluarganya, dan kemudian beberapa sahabat yang mengetahui, mencoba memprotes, tetapi Muhammad, saw, selalu melarangnya. Namun pernah beberapa kali Muhammad melalui jalan itu tanpa gangguan si perempuan. Bertanyalah ia pada orang di sekitarnya. Dari sana ia tahu, perempuan itu sedang sakit. Maka ia mengambil makanan dari rumah, dan dijenguknya perempuan itu sambil membawa makanan. Tak pernah lagi perempuan itu mengganggunya sejak itu.

(2) Satu rombongan berjalan, membawa jenazah ke pemakaman. Muhammad, saw, yang sedang berbagi hikmah dengan sahabat-sahabatnya, segera berdiri memberi hormat.
“Tapi Rasulullah, itu jenazah seorang Yahudi,” seorang sahabat mengingatkan.
Muhammad, saw, bersabda pendek, “Berdirilah kalian semua. Itu adalah jenazah manusia, saudara kita.”

Dicaci maki, diludahi, dilempari batu, adalah hal yang pernah jadi kebiasaannya, sebelum Islam berkembang pesat. Dan setelah ajaran mulia ini berkembang, jejas dalam bentuk lisan maupun tulisan terus diarahkan padanya. Namun manusia tak lebih dari bentuk kehidupan singkat, dan hinaan atas manusia pun fana saja. Tak ada artinya dibandingkan perjuangan panjang mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi seluruh alam semesta. Konsistensi perjuangan dan keagungan pribadi Muhammad, saw, mewujudkan kekaguman, bukan hanya dari para sahabatnya tetapi juga para musuhnya, dari kekaisaran Romawi hingga kekaisaran Persia.

Kebodohan, yang sekali lagi dilakukan oleh segelintir kapitalis Eropa, tak lebih hanya kebodohan segelintir kapitalis. Dan tak perlu dibalas dengan kebodohan. Kemarahan sebagian umat muslim, yang tak terkendali, juga manusiawi, yang sebenarnya lebih ditujukan kepada diri sendiri. Kepada ketidakmampuan menjaga citra sebagai pewaris seorang Muhammad.

Oh ya, satu hal tentang pembakaran bendera. Negara-negara Skandinavia, serta Swiss, juga Skotlandia, memasang simbol Kristian sebagai bendera mereka. Pantang bagi umat Islam untuk menodai simbol-simbol agama lain, biarpun barangkali bangsa mereka juga sudah tak lagi berpegangan pada agama itu.

Tipis

Masih menarik untuk mengabaikan segala yang tarik menarik di balik pintu hati. Dan masih menarik untuk menjadi droid. Rapat panjang harus disambung besok. Dan di atas meja ada selembar majalah IEEE Network terbaru. Hmmh, makin tipis aja, mengesalkan. Recovery of the Control Plane after Failures in ASON/GMPLS Networks. Kelihatannya menarik dan nggak terlalu rumit. Sebenernya sih maunya sesuatu yang bukan GMPLS lagi. Tapi biarlah, buat membunuh waktu malam ini. Defining 4G from the User’s Perspective. Judulnya awam banget. Kebayang nggak sih? GMPLS, 4G, kayak masih tahun 2000 aja :).
Hidup yang pendek. Indah? Barangkali. Tergantung cita rasa seni kita. Indah kok. Aku akhirnya lihat ke luar jendela. Langit berwarna nila.

Kantor

Cerita tentang Telkom pasti menuai hal-hal yang menarik :). Ini udah disinggung di FAQ. Tapi saat angkasa sukma selalu bertirai mendung kelam, mengisi pikiran dengan pekerjaan dan kegiatan yang inhumane menjadi manusiawi sekali.

Di Divre III, Speedy sudah melalui tahap Comissioning Test, dan sekarang masuk pengujian 8IC, yang dimulai hari ini. Pada tahap ini, produk diuji pihak di luar Divre III: kualifikasi, keandalan, kompatibilitas, feature, billing, termasuk kesiapan SDM. Lolos dari tahap ini, produk Speedy siap diluncurkan ke masyarakat Jawa Barat.

Produk Telkom yang bervariasi menuntut para frontliner jadi expert dalam bentang yang luas. Internalisasi product knowledge jadi tugas lain yang menarik. Flexi, Speedy, produk-produk telefoni, Telkomnet, Telkomlink, dan bahkan mulai meliputi produk Telkomsel juga. Bayangkan, betapa menariknya cerita tentang perbandingan Telkomlink berbasis leased channel, frame relay, dan MPLS, kepada para frontliner. Syukurlah, yang selalu aku temui adalah manusia-manusia yang haus ilmu, dan bersemangat tinggi.

Dari sisi pengelolaan produk sendiri, yang minggu-minggu ini harus dilakukan adalah memverifikasi produk-produk dan feature-feature baru yang telah disampaikan corporate, dan meyakinkan kesiapan Divre III untuk meluncurkan produk atau feature baru itu. 8IC lagi, untuk guidance-nya.

Ah, akhirnya aku pernah nulis soal pekerjaan juga di sini :). OK, ada rapat dikit sebelum kerja lagi.

Kitsch

Berkeliling web pagi ini, di sebuah Warnet di Rawamangun, yang sering terbayang adalah kata kitsch. Pertama kebaca sebagai salah satu tema buku Kundera, Unbearable Lightness of Being. Ah, ada satu kata kunci lagi di buku yang lain, yaitu litost. Tapi soal litost lain kali deh.

Seorang pejabat melihat anak2nya bermain. Ia melihat dengan penuh kasih sayang. Lalu ia terharu, bukan oleh anak2nya, tetapi oleh rasa kasih sayangnya. Ini contoh awal Kundera atas kitsch. Juga parade-parade besar, yang membuat orang hanyut, terbawa, padahal hal2 semacam itu sebetulnya di-arrange sendiri. Perilaku kitsch: kebutuhan untuk menatap cermin yang menampilkan keindahan, keagungan, atau apa pun, dan kemudian menjadi terharu oleh kepuasan atas bayangannya sendiri. Dengan demikian, kitsch adalah musuh kemanusiaan: kepuasan individual atas bayangannya sendiri.

Di Perancis, kitsch disebut art de pacotille — seni sampah. Trus, ada apa dengan web? Cecentilan dengan bentuk dan tulisan, yang tidak selalu match dengan pesan — kalaupun pesannya ada. Kenapa mesti bla-bla-bla tentang sesuatu, dan melebih2kan, dalam web kita, kalau itu sudah ada di banyak web lain. Kenapa harus ikut arus, dan menjadi sampah di Internet? Pesan apa yang mau disampaikan?

Menulis … dengan ketulusan, bukan untuk mengagumi atau dikagumi. Terutama oleh diri sendiri.

FAQ Migrasi

Migrasi site ini agak memancing beberapa pertanyaan, ternyata. OK, ini beberapa yang aku sempat jawab secara tertulis. Sisanya dalam hati aja yaa :).

Q: If it ain’t broken, why fix it?
A: Have you tried to access it using a mobile phone? Well, it was broken!

Q: Wajah site yang lama lebih khas dan ceria.
A: Ada waktunya meredup :). I’m just a shadow of a man I used to be.

Q: Apa yang baru?
A: Pameran kemudahan. Nggak perlu bisa script PHP dan lain2 untuk menjalankan mesin ini. Nggak perlu bisa HTML untuk menulis. Programming, IT, Internet sudah beberapa langkah lebih maju. Personal site, weblog, dll, sudah milik orang awam, seperti juga HP dan TV. Nggak perlu keahlian lagi. Bahkan nggak perlu waktu luang yang banyak. Aku lagi sangat sibuk waktu memigrasikan site ini.

Q: Tagnya nggak baru: reinventer la vie …
A: It defines me.

Q: Ke mana menu2 lama (tulisan rada serius, humor, halaman Wagner)?
A: Sementara masih di tempat aslinya. Humor sudah dikopi banyak rekan ke berbagai mail list, bahkan dari 1998 :) — nggak perlu ada lagi di sini.

Q: Aku pingin juga pakai WordPress, tapi entry di Blogger udah terlalu banyak. Sayang ditinggalkan.
A: WordPress bisa impor dari Blogger dengan cukup mudah.

Q: Apa pun alasannya, saya masih lebih suka web yang dulu.
A: Life sucks. Face it. Amen.

Visualisasi Wagnerian

Kayaknya perlu dijadwalkan untuk mencuri buku ini entah dari mana: karya2 visual para seniman yang diilhami Wagner.

Mungkin seharusnya bukan ilham, tapi semacam resonansi. Implikasinya lebih luas, kan? Cita rasa Wagner bisa berarti Schopenhauer, tapi bakal bisa jadi Nietzsche juga, kalau fokusnya pada filsafat. Dan biarpun musiknya digolongkan ke madzhab romantisisme, bukan berarti resonansinya juga ke senu rupa gaya romantik. Bisa juga ke impressionisme (Renoir), simbolisme (Redon), ekspresionisme, hingga surrealisme Dali.

Hmm, masih menarik membahas soal2 gini. Tapi, kayak biasa, time out lagi. Waktu luang bener langka :). Kesimpulannya, buku ini bener2 layak dicuri, kecuali ada kesempatan buat beli :).

Migrasi

Masih toward elegance. Site yang udah beberapa tahun nggak ganti wajah ini akhirnya dirombak. Site2 statis untuk sementara dihilangkan. Jurnal (d/h Catatan Lepas) dipindahkan ke halaman depan. Jurnal tak lagi memanfaatkan blogger, tetapi menggunakan mesin wordpress. Desain, menculik tema Regulus (Pangeran Kecil) dari Binary Moon.

Editing masih dilakukan. Cari waktu luang yang makin langka. Sampai menu2 lama teradaptasikan, kontak dapat dilakukan via mail: kuncoro@gmail.com :).

Tapi apa sih yang namanya elegan itu? Elegan berisi sifat sederhana yang berisi. Menampilkan inner beauty suatu obyek tanpa dirusak oleh hal-hal yang tak perlu. Bulan itu elegan, indah, padahal hanya bulat, dengan putih tak bersih, di tengah langit malam yang tak selalu kontras. Tapi dia indah. Dengan jarak sedikit di atas satu detik cahaya dan berat seperenam bumi, dia memiliki fungsi esensial untuk menyeimbangkan gerak bumi, sehingga stabil dan memungkinkan tumbuhnya kehidupan tingkat tinggi di atas bumi, yang membuat bumi jadi memiliki arti. Elegan. Kali2 itu sebabnya gambar bulan aku pilih (dari beberapa pilihan dari template Regulus) jadi header di sini.

Smoky & Intense

Semalam belanja kopi di Starbucks Ciwalk. Yaa … maaf buat Teh Ranti dan sohib2 lain yang nggak suka nama ini, tapi aku bener2 perlu kopi beneran, yang bebas rasa asam — dan itu agak susah dicari di Bandung sini. Juga aku udah terlanjur bersahabat dengan para barista di kedua SB di Bandung — nggak pingin berhenti bersahabat sama mereka. OK, abis sibuk mencium2, pilihan jatuh ke French Coffee. Seleranya lagi Bold. «Smoky & Intense» — gitu ditulis di stamp-nya.

Tempat apa yang enak buat menikmati si French Coffee. Pintu dapur. Duduk di lantai. Sambil baca Science&Vie yang baru 2 hari sampai (judulnya: Climat, l’equilibre est rompu). Citarasa Perancis? Anggap aja gitu. Kali2 kafe di Paris pagi2 gini belum buka, sehingga orang harus ndoprok di pintu dapurnya. Perbandingan Indonesianya kopi Aceh kali, yang pernah dioleh2kan seorang sahabat yang baik hati. Tajam, nggak terlalu wangi, tapi rasanya ruarrr biasa.

Bandung lagi ramah. Sejuk, tapi tanpa ancaman mendung. Dan Science&Vie betul2 pas. Bener2 pagi yang Smoky & Intense. Nggak tercemar sama urusan kantor dan hal2 duniawi lainnya. Betul2 penyegaran mental yang menarik.

Trus … hal2 duniawi harus dimulai.

Pesta Buku

Acara berjudul Pesta Buku 2006 itu sebenernya pameran buku biasa. Rutin dengan acara yang itu-itu juga. Tapi buku memang bikin kecanduan. Kita tahu nggak ada yang istimewa dengan buku (dan kopi, dan dengan C++, serta Wagner), tapi kita merasa lebih nyaman untuk terus bersentuhan dan meningkatkan intensitas kita dengannya. Maka jadilah aku terjebak dalam kerumunan para pecinta buku di Landmark Bandung.

Buku mana yang pertama menggoda? Buku yang pertama kali kelihatan. Dan itu adalah buku pelajaran buat anak, dengan memakai tokoh Garfield :).

Buku mana yang pertama diambil? Judulnya Pemberontakan Mahasiswa, tentang peristiwa Mei 1968, yang tentu merupakan pemberontakan setengah hati. Tapi kita juga lagi hidup setengah hati. Kenapa nggak?

Buku apa yang dibaca lama tapi nggak diambil? Banyak :). Zahir dari Coelho, misalnya. Bagus, tapi entah kenapa nama Coelho lagi sering memedihkan. Barangkali lain hari aja. Juga beberapa buku tentang Ahmad Aidit (lebih terkenal sebagai DN Aidit). Berlama2 juga di Mizan — baca buku2 berhikmah di sana.

Buku apa yang nggak disentuh? Banyak juga :). Kayak biasa: buku yang sesat, yang menuduh sesat, yang saling menyesatkan, dan yang sesat2 :) :). Buku2 komputer juga nggak disentuh — barangkali udah masuk golongan menyesatkan.

Buku apa yang dicari tapi nggak ditemukan? Nah, sayangnya ini banyak juga. Karena itu aku menyebutnya pameran buku biasa, bukan pesta buku.

Ketemu siapa? Beberapa makhluk. Salah satunya M Arif Bijaksana, Isnetter yang terakhir kali tampak di Tutugan tahun 2000, dan kemaren sempat dicari2 waktu pengajian di Jakarta.

Pulang jam berapa? Sampai rumah udah di atas jam 22.

(Baca juga catatan dari Yulian dan Yuti)

Kopi ala Italia

Di Italia, konon ‘dilarang’ pesan capuccino selain pagi hari. Aneh, buat mereka, bahwa setelah perut terisi makan siang atau makan malam, kita masih memesan kopi tercemar susu, padahal kopi hitam pun sudah sempurna. Negeri itu betul2 serius dalam perkopian!

Kopi, di Italia, sering berarti espresso. Kalau airnya dikurangi jadi setengahnya, jadi cuman beberapa tetes di dasar cangkir, namanya ristretto. Kalau airnya jadi dua kalinya, namanya lungo. Kalau airnya dibanyakin lagi, jadilah americano. Orang Italia menganggap ini bukan punya mereka lagi :). Tapi, serius nih, sebenernya aku pikir americano itu dari kata ‘amer’ atau ‘amaro,’ yaitu bahasa Perancis dan Italia untuk ‘pahit’. Kalau airnya dibanyakin, kan jadi pahitnya kerasa, dibandingkan dengan espresso yang habis dalam hitungan detik itu.

Kembali ke yang serius. Kopi di Italia dianggap cairan ajaib. Kopi yang membangunkan kita di pagi hari adalah juga yang membuat kita nyenyak tidur di malam hari. Biji kopi juga bisa dijadikan jimat ;). Starbucks belum berani buka cabang di sana, sampai sekarang. Tidak ada satu bar kopi pun yang berani menawarkan frappuccino, atau caramel decaf macchiato. Dan juga, menggunakan gelas kertas untuk kopi betul2 dianggap tak sopan.

Kalau pesan kopi, jangan duduk. Minum kopi dianggap lebih sopan dilakukan di bar, dan dalam waktu cepat (kan espresso). Seharusnya waktu minum itu jauh lebih cepat daripada waktu berjalan ke kursi. Juga nggak bikin repot yang harus bebersih meja, kan?

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑