Croeso i Gymru, Croeso i Gaerdydd

April berganti Mei, dan aku melewatkan tengah malam berpurnama itu di fasilitas UK Border. Biasanya kita menamainya loket imigrasi. Tapi petugas di dalamnya terlalu ramah untuk sebuah loket jawatan pemerintah. Setelah bincang singkat itu, kami masuk ke baggage claim di Stansted Airport. Melaporkan diri sejenak ke Twitter, kami membeli £££, melontar ke bus station di bawah, lalu meluncur ke Victoria.

National Express dengan kejam menurunkan kami di halte di jalan gelap di Victoria. Bukan di dalam coach station. Malam beku, dan aku belum siap dengan lapisan2 baju hangat. Berjalan 3 blok, kami masuk ke coach station. Si coach mengikuti kami, haha. Prosedur atau pelit? Victoria coach station sendiri terlalu beku untuk diceritakan. Sepasang pengunjung yang seperti kami menyelamatkanku dari pencuri yang sudah mengambil tasku yang berisi seluruh tiket dan sebagian cadangan cash.

Dua coach membawa para penumpang ke Cardiff. Satu melalui Newport (Casnewydd), dan satu langsung. Langit mendadak cerah. Berlapis awan menampilkan langit bersuasana holografik berlatar biru lembut. Padang rumput dan canola; peternakan sapi, kuda, dan domba; rumah2 petani dan kota2 kecil, membuatku ingat bahwa aku akan ke Darrowby beberapa hari lagi. Lamunan terputus saat coach melintasi sebuah jembatan yang membelah Bristol Channel. Di ujung jembatan sebuah tanda menyambut ramah: Croeso i Gymru. Selamat datang di Cymru.

Cymru adalah negeri di bagian barat Britania. Ia satu dari 4 negara yang bergabung dalam United Kingdom, menemani England, Scotland, dan North Ireland. Nama Cymru kira2 berarti negeri kami, dihuni oleh Cymraeg, bangsa kami. Orang England menyebutnya Wales, yang berarti negeri asing. Aku pernah menulis tentang ini di salah satu blog tahun 2001 dulu. Tentu saja penduduk di sini berbahasa Inggris. Mereka hanya sedang mengobarkan kembali budaya Wales.

Perlu hampir 1 jam untuk akhirnya menjangkau pusat dari ibukota Cymru: Caerdydd (Cardiff). Kota ini berawal dari fort Romawi tahun 55, lalu memperoleh pengaruh Viking dan Norman juga. Tahun 1091, puri Cardiff dibangun. Akhir abad ke-19, kanal Glamorganshire dibangun untuk memudahkan ekspor batubara. Cardiff jadi pusat ekspor batubara dunia. Lalu akhirnya dijadikan ibukota wilayah Wales. Sempat menurun tahun 1970an, Cardiff bangkit dengan gaya barunya sebagai kota Eropa abad 21. Hampir setengah pekerjaan di Cardiff bersifat sarat ilmu (knowledge intensive employment).

Selesai menyesap suasana dan budaya Cardiff di kawasan pejalan kaki, kami meneruskan langkah ke Cardiff Castle (Castell Caerdydd). Eh, kenapa ingat Faber Castell ya? Dengan £10, tiba2 kita melihat keajaiban. Sekilas, puri ini tak tampak berbeda dengan puri Britania lainnya. Tapi masuk ke dalam, kita akan melihat ornamen luar biasa, dari ruang keemasan dan kemerahan, motif2 geometris bernuansa Arab, narasi biblical. Sungguh tak terbayangkan. Unik. Di dalam kompleks puri ini, ada juga benteng perlindungan. Yang ini standard bentuknya.

Dari puncaknya kita bisa melihat keindahan seluruh Cardiff: daun musim semi yang menampilkan seluruh spektrum hijau coklat kuning kelabu, bangunan dari berabad sejarah Cardiff (termasuk millenium stadium yang masih baru), dan deretan pengunungan di kawasan South Wales ini. Rasanya enggan turun.

Kembali ke kota, aku baru ingat membeli nomor telefon lokal. Aku ambil satu dari O2 dan satu dari Orange. Keduanya menawarkan unlimited access untuk pembelian topup £10. Simcard gratis. Ah, aku bisa kembali jadi netizen. So, selama perjalanan ini, ini nomorku: +44-7716-373-334.

2 Replies to “Croeso i Gymru, Croeso i Gaerdydd”

Leave a Reply to Journey to London Part 1 | Belajar Tiada Henti Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.