Alexander Graham Bell

Prelude. Dua bulan lalu, aku diminta memberikan kuliah umum buat para mahasiswa baru ITT. Temanya tentang teknologi mobile masa depan (ketika mereka akan mulai menulis skripsi –red). Aku sempat iseng bertanya, “Siapa penemu telefon?” Dari semua yang berani menjawab, hanya keluar satu jawaban: Alexander Graham Bell. Wow, mereka bener2 perlu kuliah :). Di sesi akhir (pembagian door prize), Sdr Eko Ramanda membagikan hadiah secara unik: siapa yang menyimpan pas foto ibu di dompet, itu yang menang. Hal yang bikin takjub dan terharu mendadak. Telkom banget Mas Eko tuh :). Keren.

OK, kembali ke Bell. Jadi Bell bukan penemu telepon. Antonio Meucci, seorang Italia, konon telah mulai merancang piranti telefoni pada 1834 di Milano. Bermigrasi ke Amerika, ia teruskan perangkatnya menjadi sistem yang berjalan baik pada 1850. Saat istrinya lumpuh di tahun 1855, Meucci memasangkan sistem interkom dari rumahnya ke tempat kerjanya tak jauh dari situ. Namun saat giliran Meucci yang sakit, istrinya menjual prototip telefon itu ke agen barang bekas seharga US$6 (baca buku Laura Ingalls kalau ingin merasakan nilai US$6 saat itu). Meucci memang selalu hidup dalam kemiskinan. Ia mengajukan paten telefon pada 1871. Tetapi pemrosesan di negara kapitalis itu lama dan terus memerlukan uang. Meucci membayarnya per tahun. Tahun 1874, Meucci tak sanggup lagi membayar biaya pemrosesan patent. Dan pada tahun 1876, Alexander Graham Bell memperoleh paten untuk telefon. Tentu saja kemudian Meucci memprotesnya. Tetapi secara ajaib, berkas2 Meucci hilang, sehingga klaim Meucci tak dapat diperkuat. Pengadilan digelar. Di sana, Meucci memaparkan penemuannya secara meyakinkan, sehingga diyakini Meucci akan memenangkan sidang. Tapi ia tetap kalah. Lebih dari 100 tahun kemudian, di tahun 2002, barulah Meucci diakui sebagai penemu telefon.

Kasus Meucci ini jelas mencoreng nama Bell sebagai kapitalis. Tapi tidak sebagai penemu. Banyak pihak meyakini bahwa penemuan Bell sama sekali tidak mencontek Meucci (atau Elisha Gray, atau Thomas Alva Edison). Sejak muda, Aleck terbiasa menyelidik soal transmisi suara. Saat ibunya mulai tuli, Aleck sadar bahwa ia tetap bisa bicara dengan ibunya dengan menempelkan bibir ke kepala ibunya sambil bicara — dan dengan demikian menggetarkan tulang2 di dalamnya. Ia menggetarkan dawai piano di sebuah ruang dan mengamati dawai yang senada di piano di ruang lain ikut bergetar. Lalu ia memanfaatkan gelaja elektromagnetik untuk meneruskan model resonansi ini bersama asistennya, Thomas Watson (kebetulan bukan Watson yang sama dengan pakar behaviorisme atau asisten Sherlock Holmes). Dan jadilah telefon ciptaan Bell.

Tapi Bell tak berhenti di situ. Bahkan sebelum Nikola Tesla mencobai transmisi suara tanpa kabel (dengan gelombang radio), Bell sudah mencobai telefon nirkabelnya pada tahun 1880. Dengan nama photophone, telefon nirkabel Bell ini menggunakan transmisi cahaya.

Bagaimana caranya? Bell memproyeksikan suara melalui perangkatnya sehingga menggetarkan sebuah cermin. Sinar matahari yang dipantulkan oleh cermin itu turut membentuk pola getar suara. Sisi penerima menerima pantulan cahaya yang gemeletar itu, dan mentransformasikan kembali ke bentuk suara. Tentu belum praktis. Tapi bayangkan: wireless phone, dan komunikasi optik, pada tahun 1880.

26 Comments

  1. Koen

    Pertamax :). Hush. Waktu kecil pasti kita pernah baca2 tentang Helen Keller. Nah, Bell ini jugalah tokoh yang menjadi mentor Helen Keller dan mengangkatnya menjadi tokoh yang fenomenal dan inspiring.

  2. Yudha P Sunandar

    orang2 indonesia lebih hebat lagi, mas.
    konon katany mereka udah menemukan teknologi wireless, malah wimax, jauh sebelum telepon ditemukan dan dipatenkan. lebih dari itu, teknologi wimax-ny orang indonesia malah bisa untuk tujuan melukai, bahkan membunuh, orang. hihihihi…

    • Koen

      Oops, Yudh. Yudha nggak beneran percaya yang kayak2 gituan kan? :)

  3. aip

    Ada bacaan yang mensejajarkan Edison ke tingkatan Ballmer, bukan Gates. Pintar di teknis, tapi lebih pintar di ekonomi :)

    • Koen

      Sejarah Edison memang research management, statistics, dll. Tapi seperti Microsoft, Edison juga terkenal jorok memperlakukan para kompetitornya. Kalau Gates?

  4. obetz

    wah saya baru tau nih kl si AGB bukan yg pertama kali..nice info mas koen..

    • Koen

      Bell tetap harus diakui sebagai yang pertama kali mendokumentasikan transmisi telefoni secara baik. Meuci bekerja nyaris tanpa dokumentasi. Kalaupun ada, semua sudah hilang. So, engineer, programmer, designer, jangan lupa hal penting: dokumentasi.

      • sisca

        blogging juga salah satu upaya pendokumentasian pikiran sendiri, ya mas?

  5. pratanti

    trus akhirnya… yang dapet door prize-nya siapa?

    *penasaran* ;-)

    • Koen

      Seorang mahasiswa yang keren, dan nggak selalu kangen ortunya. Eh, aku nggak ingat namanya. Dan yang lain, yang juga bawa pasfoto ibunya, juga dapat hadiah hiburan.

  6. D

    Seneng baca posting yang ini… Sejarah seharusnya menyenangkan. Aku pernah disetrap waktu pelajaran sejarah indonesia gara-gara nekat tidur waktu gurunya ngajar.

    • Koen

      Sampai sekarang doyan bobo di kantor ya?
      Aku dulu bobo waktu kuliah … mmm … lupa mata kuliahnya, tapi inget dosennya. Minta izin keluar ruang kuliah, malah disuruh bobo di dalem. Jadi langsung bobo di dalem. Begitu bangun, liat diagram dan persamaan aneh di papan, langsung protes :)

  7. gi3

    Kapan yach kita bisa mencetak sejarah ???

    **Berharap jadi Penemu** :D

  8. kuncoro

    orang yang selama ini kita kenal sebagai penemu suatu teknologi, memeng belum tentu benar2 dia penemunya.
    dalam kasus ini mungkin graham bell memang benar2 menemukannya

  9. warmorning

    asli saya juga baru tahu kalo penemu aslinya mbah Meucci, ah Bell sungguh terlalu ternyata ..

  10. warmorning

    susah amat komen disini :)

    • Koen

      Kan udah ada di FAQ. Di sini, sehari ada 2-3 comment, plus belasan spam yang lolos akismet. Banyakan spamnya. Jadi dimoderasi.

  11. tuteh

    Sederhana, indah, kuat, menarik, adem… itu yang T rasakan waktu dateng ke sini heheheh :)
    Salam kenal, ne dari blognya Kk Deden :)

  12. pramudyaputrautama

    Dear Mas Koen, bikin posting tentang PATEN dong, hal-hal yang bisa dipatenin apa aja, cara mateninnya gimana ?
    Saya rasa hal ini sangat penting dikarenakan banyak rekan-rekan Indonesia yang mempunyai ide2 brilian tapi tidak dipatenkan, pada saat ide tersebut direalisasikan ternyata ide tersebut sudah dipatenkan pihak lain.

    regard

    pramudyaputrautama

  13. amin

    dorpressnya berupa apa si pak…..penasaran ne, bisa ditiru ne.

    http://www.bloggeramin.wodrpress.com

  14. KajianKomunikasi

    Terima kasih mas Koen atas info2nya. Salam kenal..

  15. dua

    wah pak boss….ya jangan bilang bener2 perlu kuliah donk….emang kuliah bahas ginian??
    gak yakin juga dosennya tau….kalo dosennya aja blom tentu tau mo kuliah sampai tua juga gak akan tau….

    lagian memang info kek gini perlu2 gak perlu….kalo tau pun boleh dibilang buat apa?? gak konkrit juga tau beginian….
    siapa pun penemu telepon….ya bangsa ini tetep aja end user…..:))

    • pramudyaputrautama

      saya rasa info ini sangat berguna, pertama kita bisa tahu sejarah, kedua, kita bisa mengambil pelajaran dari sejarah tersebut, dalam postingan mas koen ini paling tidak kita tahu bagaimana sejarah “telepon” sebenarnya, selain itu saya juga dapat mengambil pelajaran bahwa betapa pentingnya PATEN, ketiga, info ini sebagai cambuk bagi kemajuan negeri kita, masa bangsa ini tetap aja jadi end user, gak malu sampeyan

      best regard

      pramudyaputrautama

  16. samsul

    Saya juga baru tahu kalau Bell bukan penemu telepon. Jangan-jangan saya harus mengulang pelajaran IPA di SD dulu ya :-) Lha nama Bell sudah saya kenal sejak SD, sedangkan Meucci baru saja dengar

  17. arul

    hebat dong bisa ngomong jarak jauh

  18. pico

    diluar kontroversi penemu telepon antara Alexander Graham Bell, Antonio Meucci dan Elisha Gray ada bacaan yang menarik mengenai penemuan dari Malcolm Galdwell.. yang bilang bahwa ide besar itu tidaklah langka karena pada saat yang sama sangatlah mungkin beberapa orang mempunyai ide yang sama juga. Hal yang membuat pemberlakuan paten perlu ditinjau setiap kali..
    Sangat menarik bila kita memperhatikan fakta Alexander Graham Bell mendaftarkan prototype nya pada hari yang sama dengan Elisha Gray.. be

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

© 2024 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑