Feynman dan Feminis

Astronom itu, Arthur Eddington, menikmati sebuah malam dengan pasangannya. Menatap bintang, si wanita menyatakan kekagumannya akan cercah cahaya bintang gemintang itu. Dan Eddington menanggapi, “Sayangnya, saat ini, akulah satu2nya manusia yang tahu bagaimana bintang itu bisa bercahaya.” Apa kesan kita baca kisah semacam ini? Empati akan kesepian seorang ilmuwan yang belum berhasil berbagi ilmu ke masyarakat? Tak semua orang punya kesan yang sama. Sekelompok kaum feminis menuding kisah ini sebagai penghinaan, seolah2 kaum wanita tidak bisa memahami fisika nuklir.

Kisah di atas, dan satu kisah lain dipasang Richard Feynman di sebuah buku kuliahnya. Kisah satunya adalah tentang seorang wanita pengemudi yang dihentikan seorang polisi karena melanggar batas kecepatan. Si pengemudi berkelit dengan menanyakan definisi kecepatan (velocity), yang tentu tidak bisa absolut. Kisah ini sebetulnya menggambarkan bahwa wanita pengemudi ini memahami fisika. Tapi kaum feminis menuding kisah ini sebagai penghinaan bahwa wanita tak dapat mengemudi dengan baik.

Surat kritik atas tema2 itu dibalas Feynman dengan surat pendek: “Don’t bug me, man.”

Bulan berikutnya, Feynman menerima penghargaan dari Persatuan Guru Fisika. Feynman datang ke acara itu diantar adiknya, Joan, serta disambut unjuk rasa kaum feminis yang memasang poster “Feynman sexist pig” disertai surat kritik dan surat balasan Feynman itu. Joan turun dan meminta salah satu poster dan surat untuk dibaca. Ke tempat acara, penyelenggara (seorang fisikawan wanita) melihat Feynman didampingi seorang wanita yang membawa poster protes, dan langsung memberi pertanyaan: “Apa Anda tahu bahwa Pak Feynman punya adik perempuan yang didorongnya menjadi PhD dan ilmuwan di bidang fisika juga?” yang langsung dijawab Joan dengan “Ya donk. Sayalah si adik itu.”

Feynman berpidato dikelilingi para pemrotes (yang ternyata dipimpin seorang pria). Ia menyaluti para pemrotes, dan mengatakan bahwa memang sesungguhnya masih ada diskriminasi gender dalam bidang fisika yang harus diatasi bersama. Lalu ia memulai pidato dengan suatu tema yang diyakininya menarik minat para hadirin wanita, yaitu tentang struktur proton. Para pemrotes langsung terdiam. Pidato (tentang struktur proton) berlangsung tertib.

Selesai pidato, seorang pemrotes masih mendekati Feynman.
“Anda masih harus dipersalahkan. Kenapa pengemudinya harus wanita?”
“Kenapa bukan simpati pada si polisi, yang dipecundangi si pengemudi?”
“Siapa peduli? Di mana-mana polisi memang seenaknya saja.”
“Anda seharusnya peduli. Polisinya juga wanita.”

4 Comments

  1. dendi

    nice story
    keep them coming!!
    :-)

  2. Kunderemp

    eh.. polisinya juga wanita yah?
    telak 1-0
    :D

  3. dei

    hmm….

    ilmu pengetahuan,
    wanita,

    dua hal paling menarik,

    juga
    sekaligus
    sulit dimengerti,
    kata sebagian orang,
    tapi tentu tidak buatku … :)

    cekakaka ….

  4. admin@ngeblog

    good, good. Surely You’re Joking, Mr. Feynman!

    gimana sih rasanya jadi ilmuwan, apakah sama dengan yang dinyanyikan cold play? :D

1 Pingback

  1. Kuncoro++

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

© 2024 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑