Google menyebut belasan juta hit untuk istilah ini. Factive menunjukkan 1500 kutipan. Technorati bilang ada seratusan ribu weblog yang mengulasnya. Dan satu lagi sekarang. Web 2.0. Banyak yang membahasnya dengan becanda. Kenapa? Definisinya memang tak pernah jelas. Entah karena cakupannya yang terlalu luas untuk disempitkan, atau memang dia tidak sungguh2 punya arti. Spectrum coba2 mendefinisikannya secara kasar: fase kedua dari evolusi web dimana para pengembang mencipta site yang berlaku mirip program desktop serta mendorong komunikasi dan kolaborasi antar user. Tuh kan, kali ini nggak becanda :). Beberapa keywordnya: tagging, folksonomy, long tail, dan collective intelligence.
Yang mungkin terbayang dengan kata kolaborasi tentulah Wiki, dan berbagai proyeknya. Tapi yang membuat istilah Web 2.0 banyak dipakai justru Gmail dari Google. Juga Flickr yang dibeli Yahoo dan Writely juga dibeli Google. Google juga main spreadsheet sekarang. Belum nyoba. Dilarang dokter untuk sering ketemu spreadsheet, for God’s sake.
Web 2.0 dibasiskan pada web yang secara dinamik memanfaatkan database. Interface ditata dengan AJAX (kaitan asinkron antara Javasript dan XML). Web services banyak dimainkan. Yang menarik tentu adalah menciptakan info atau layanan baru dengan memanfaatkan web services dari beberapa sumber sekaligus.
Orang IT memang suka mengalihkan satu istilah ke istilah lain. Misalnya, dari dulu ada web service dan infoware. Dari dulu ada XML dan Javascript. Trus kenapa ada AJAX sekarang? AJAX memang sekedar Javascript bermain XML :). Tapi ada skemanya. User interface yang standard dengan DHTML dan CSS, dinamisasi interaktivitas dengan document object model, transformasi dan transfer dara dengan XML dan XSLT, komunikasi asinkron dengan XMLHttpRequest, dan JavaScript yang menggabungkan komponen2 itu.
Tapi, repot2, konon sebenernya Web 2.0 itu cuman semangat baru, menyambut kembalinya uang ke Internet. Tuh kan, becanda lagi. UUD pula :).
Ciri paling gampang sebagai penanda Web2.0 menurut saya adalah : user generated content. Entah itu socialable (bisa saling terhubung) atau tidak.
Kolaborasi bukan hanya Wiki. Kita saling komen di kotak komentar blog sebetulnya sudah kolaborasi.
Nah, Web2.0 sebenarnya populer karena dua trend secara kultural: blog dan webstandard. Dua2nya sinergis, memberi kesadaran bahwa web standard adalah “jalan satu-satunya” menuju kebahagiaan bersama *halah*.
AJAX cuma enabling technology. Banyak kok Web 2.0 yang ga pake AJAX (misalnya Delicious). AJAX diterima secara luas karena dia menawarkan cara asik dan tetep sesuai kaidah webstandard. Sebelum AJAX, kita sudah bisa kok melakukan asynchronous call pake Flex, Flash MX Remoting, atau DHTML biasa.
Sisanya menurut saya cuma ornamen. Secara kultural, Web 2.0 adalah user generated content.
Teknologi Informasi seperti RSS, AJAX, context-sensitive keywords cuma menyediakan cara agar kita mudah berkolaborasi.
hahahaha :)
whatever , it is, the one that makes it fun
anyway it’s much more fun if anybody just do the web 2.0 things, instead of just talking or make definition of it :)
adalagi.. AHAH subsetnya AJAX juga..
#2 heehehe
bikin yuk.. kayaknya bagus juga bikin website komunitas di indonesia . bukan sekadar milis saja :p
Quoted: “dan transfer dara dengan XML”
Nah kalo yang ini saya tertarik…
Bagaimana caranya bisa “transfer dara” dengan XML mas Koen? Bagi-bagi dong ilmunya. Kali-kali aja nanti bisa muncul majalah playboy yang pakai XML. Namanya PAJAX
Oops… salah ngomong ya? di sweeping ya? Moga-moga gak jadi ilang kun.co.ro-nya
:-)
Anyway. how’s life, Mas?
Hope everything’s great.
Salam buat dokternya ya. Menarik juga mengetahui kebanyakan spreadsheet bisa bikin dokter dapet duit. Kalo kebanyakan main sama SQL ketemu siapa ya?
whatever! yang penting bagi kita yang bergelut di dunia IT pada umum nya dan webdevelopment khususnya… bagaimana membuat web itu menjadi lebih bermanfaat untuk umat… :)