Hey, anak zaman sekarang :), percaya nggak: sebelum ada listrik, udah ada seterikaan. Wireless pula. OK, tentu saja aku bukan psychic. Tapi abis beberapa hari
yang lalu aku ngebahas tentang seterikaan arang (dalam konteks mengatasi ketiadaan listrik), tahu-tahu tiba-tiba mendadak sekonyong-konyong, sebuah seterikaan arang menampakkan diri di tempat yang paling tidak masuk akal: Toko QB di Plasa Semanggi. Bukan miniatur atau semacamnya.
Konteks perbincangannya, kalau nggak salah, tentang upaya memasang infrastruktur informatika di tempat terpencil. Bukan urusan transmisinya aja tentu, tapi juga
power. Waktu KKN di Nganjuk sih, sempat pasang pembangkit listrik mikrohidro. Tapi mungkin yang semacam itu juga tak terlalu applicable di semua tempat. Nah, di IEEE Spectrum beberapa tahun lalu, dipaparkan bahwa di Vietnam, upaya menyebarkan teknologi informasi ke pedalaman dilakukan dengan bantuan pembangkit listrik tenaga manusia. Generator listriknya berupa genset tanpa BBM yang dikayuh dengan pedal sepeda. Serius. Pakai komputer hemat listrik, tentu. Layarnya jangan CRT. Dan tentu perlu stabilizer merangkap UPS. Accu misalnya. Nggak pingin kan, gara2 yang mengayuh pegal trus koneksi mati.
Trus perbincangan ngelantur jadi soal nonton berita, atau bahkan sinetron, sambil mengayuh generator. Bisa 4 jam, kalau yang ditonton Bollywood. Trus kalau kulkas? Mau 24 jam? Kalau seterikaan? Eh, kan ada seterikaan arang. Gitu deh.
Trus ke mana seterikaannya sekarang ? Hmmm, udah pindah ke rumah :). Kali-kali kalau PLN masih ngeyel menggilir listrik, suatu hari seterika wireless ini kepakai juga. Mudah2an nggak bikin baju bolong2 kena loncatan bunga api arang.