Gara-gara eksperimen si profesor kemaren, akhirnya aku jadi punya bayangan bahwa kita sendiri yang sebenarnya jadi penanggung jawab tunggal atas frame realitas tempat kita hidup dan terus mengamati. Kita lah yang membentuk semesta tempat kita hidup. Kenapa aku hidup di negara yang menempati ranking atas dalam pacuan korupsi antar bangsa, dengan rakyat yang miskin, sementara di luar sana ada negara kaya yang dipimpin tanpa hati nurani, tapi juga tidak mampu menyelesaikan tugasnya mengendalikan dunia. Barangkali situasi yang kayak gini yang paling sesuai untuk mendukung survivabilitasku :D. Dan kalau Anda membaca tulisan ini dalam frame Anda sendiri, bayangkan bahwa tulisan ini bisa berbeda dengan tulisan yang aku tulis di frame aku. Aku bayangin, kalau Anda orang ultranasionalis, tulisanku kebaca jadi kayak gini: “Kenapa aku hidup di dunia yang dikuasai kaum fasis, dan umat beragama dihabiskan seluruhnya, dan bangsa-bangsa saling berperang dan saling memperbudak” dan seterusnya.