OK, sekarang kita bahas dikit tentang Novikov. Hawking selalu menggunakan paradox mesin waktu sebagai berikut: Kalau Kip Thorne bisa kembali ke masa lalu, maka ia bisa menembak kakeknya, dan mengakibatkan orangtua Kip tidak bisa lahir, dan mengakibatkan Kip tidak mungkin ada, sehingga tidak ada yang menggunakan mesin waktu itu untuk menembak kakek Kip, sehingga kakek Kip tetap hidup, sehingga ….dan seterusnya.

Tapi kalau kita bicara soal manusia, terlalu banyak parameter yang harus dihitung. Jadi, kita coba sederhanakan saja dulu masalahnya dengan bola-bola kecil.

Misalkan, kata Igor, kita punya dua lubang, A dan B. Benda yang masuk ke lubang B akan keluar dari A di masa lalu, kira-kira satu detik sebelumnya. Simpel kan?

Sekarang kita tembakkan bola masuk B, tapi waktu keluar dari A (satu detik sebelumnya), dia kita usahakan untuk menabrak bola yang akan masuk B itu, sehingga dia tidak berhasil masuk lobang B. Apa yang terjadi?

Dalam eksperimen pikiran (kalkulasi) Novikov, yang terjadi adalah bahwa bola 1 (yang kita lempar) tidak akan terkena bola 2 (yang keluar dari A) secara frontal. Kenanya agak miring, sehingga dia masih bisa masuk B, tapi dalam posisi agak miring, sehingga keluar dari A (sebagai bola 2) masih agak miring, sehingga menabrak bola 1 dalam posisi tidak frontal, sehingga bola 1 masuk lobang B dalam posisi agak miring. Seberapa jauh pun kita menggeser arah penembakan B, selalu resultan sejarahnya adalah bahwa bola 2 yang keluar dari A akan mengacaukan rencana kita sehingga bola masuk lobang sesuai arah sejarah yang menentukan bagaimana bola harus keluar dari A. Sejarah tetap tunggal, tidak ganda.

Tapi bagaimana kalau misalnya bola dimuati dengan bom. Kalau kena sentuhan sedikit, dia akan meledak, sehingga tidak bisa masuk lobang. Kalau kita masukkan bom ini ke lobang B, dia akan keluar dari A sedetik sebelumnya sebagai bom-2, dan entah menabrak entah menyenggol si bom-1, dia akan menghancurkan bom-1 dan membuatnya tidak bisa masuk lobang, dan mencegahnya menabrak dirinya sendiri. Gitu? Nggak gitu, kata Novikov.

Bom kita lembar ke lobang B. Tapi, hey, sebelum masuk ke B, ada pecahan benda keluar dari lobang A. Pecahan apa tuh? Nggak tau. Tapi dia menabrak bom kita, lalu menyebabkannya meledak, blarrrr, dan salah satu pecahannya masuk ke lobang B, lalu keluar sedetik sebelumnya dari A, dan ternyata pecahan itu lah yang menyebabkan bom kita meledak.

Semakin rumit percobaan kita, semakin rumit efek yang dibuat ‘alam’ untuk membuat sejarah (matematis) itu jadi kenyataan fisika. Mesin waktu jelas masuk akal, kata Novikov, dan sejarah berjalan terintegrasi dengan adanya mesin waktu itu.

Terus gimana dengan Kip yang menembak kakeknya di masa lalu? Kata Igor, Kip bisa ke masa lalu, tapi akan/telah selalu gagal membunuh kakeknya. Kalaupun berhasil, barangkali di waktu yang salah, waktu ortu Kip sudah ada di dalam kandungan.