Mereka menamai negaranya “Republik Kelima” — republik pun tidak harus diabadikan dan dinyatakan final. Selalu, struktur disusun untuk kepentingan masyarakat, dan karena itu namanya republik. Dan struktur turut memperbaiki dirinya bersama masyarakat, karena itu struktur tidak boleh diberhalakan. Menilai kembali nilai-nilai. Selalu mendefinisikan kembali relasi dan struktur.

Dan masih sambil menikmati hidup. Loh … kenapa menikmati hidup? Kan mereka nggak bisa dibilang “sudah unggul dalam segala hal”. Kan mereka secara kuantitatif masih kalah jauh dengan — misalnya — negara imperialis kalap di seberang Atlantik itu.

«On ne peut pas bon en tout.» — jawab mereka.