Month: September 2002 (Page 4 of 5)

81379439

Verbum sapienti, gitu kata Enya di Cursum Perficio yang biasanya menyusul
Watermark. Cukup kata-kata pendek dan tepat untuk kaum yang bijak. Bukan
kaum yang bijak dalam arti yang berjubah putih, tentu (canda), tapi yang
bisa menempatkan setiap wacana dalam konteks.

Barangkali zaman dulu banyak ujar-ujar di luar konteks, jadi pendeta Hindu
purba tidak memperbolehkan setiap orang baca Veda. Sekarang juga kita
suka nyengir kalau ada yang menyitir Qur’an di luar konteks, kan ? :).

Dulu ada yang marah-marah dengar lagu “Padamu Negeri”, soalnya, katanya,
tujuan hidup kita hanya Allâh, bukan negeri. Ugh. Aku pingin tahu
konsep mencari ridla Allâh tanpa mengabdikan hidup untuk masyarakat
dan untuk negeri. Rajin shalat, berceramah di kampung, bagi zakat tepat
1/40 harta, dan sedekah sekedarnya, plus nabung buat haji. Kali.

“Mau ke mana?”

“Ke Rancaekek.”

“Jawaban kamu salah. Seharusnya: menuju ridla Allâh.”

“Oh iya. Jadi kamu mau ke mana?”

“Menuju ridla Allâh.”

“Oh iya. Kita satu tujuan donk. Ayo bareng naik mobil saya.”

“Eh iya, tapi saya mau ke arah barat, bukan ke timur.”

“Katanya mau menuju ridla Allâh. Kok sekarang ganti jadi menuju arah barat?”

Kalau keterusan bisa jadi Syech Siti Jenar.

“Siapa itu?”

“Aku Allâh.”

“Oh, itu Syech Siti Jenar?”

“Syech Siti Jenar tidak ada. Satu-satunya zat yang ada ialah Allâh.”

Padahal oknum yang sama dengan yang memarahi lagu Padamu Negeri itu
juga anti dengan kaum-kaum yang mirip Syech Siti Jenar.

81379427

“Kalau tuhan maha kuasa, bisakah tuhan menciptakan benda yang sangat berat
sampai tuhan pun tidak sanggup mengangkatnya?” gitu tulis salah satu pengunjung
site ini. Aku nggak bisa ngebayangin, baca tulisan aku yang mana dia sampai
terus inget teka teki Yunani purba ini.

Zaman Yunani purba, memang tuhan dipahami sebagai makhluk mirip manusia tapi
maha kuasa, maha tahu, dan maha lain-lain. Tapi kata ‘maha’ diterjemahkan
dalam arti kuantitas. Itulah sebabnya hikayat tuhan-tuhan Eropa dan bangsa
Indo-Arya suka jadi paradox, kayak Zeus-nya Yunani yang kerjaannya salah melulu,
atau Wotan-nya Nordik yang salah tingkah melulu.

Zaman kini, umumnya disepakati bahwa diskursus dalam memperbincangkan Tuhan
(which is Allâh) tidaklah sama dengan manusia. Kemahatahuan Allâh
tidak bisa dibandingkan dengan pengetahuan (atau penglihatan, kekuatan,
kebenaran) manusia. Keabadian ruh manusia di akhirat tidak bisa dibandingkan
keabadian Allâh. Pun diakui bahwa perbincangan atas Allâh selalu
hanya tentang pemetaan sifat Allâh ke dalam diskurus manusia yang tentu
loss-nya banyak, dan selisihnya juga banyak antar manusia :).

Zaman kini, konsep tentang benda dan tentang berat juga berbeda dengan zaman
Yunani purba. Segala materi-energi dan dimensi itu konsepsi matematis yang
karena ketepatannya maka mewujud secara fisika. Dan memasukkan Allâh
yang nyata ke dalam cerita kefanaan konsepsi matematis itu tentu kembali
di luar konteks.

Google Indosat

Coba tuh contoh kompetitor utama Telkom, Indosat. Cari kata ‘indosat’ di images.google.com, dan hasilnya … dua gambar calling card Indosat punya aku di pilihan nomor satu dan dua. Sama parahnya.

Google Telkom

Cari kata ‘telkom’ di images.google.com, dan hasilnya … dua gambar aku di baris paling atas, pilihan nomor tiga dan empat.

Kayaknya Telkom Indonesia memang nggak berusaha agar site-nya lebih visible. Ugh, lebih invisible dan lebih untouchable itu lebih keren kali ya. Merasa menara gading, kasihan.

81298001

Pada peristiwa malapetaka kecerobohan nuklir, yaitu di Three Mile Island (duh,
pasti kita lebih ingat Chernobyl, dasar propaganda Amerika), jumlah penderita
kanker dalam tiga tahun sangat melebihi prakiraan.

Entah benar entah cuma berkelit, si kortisol dijadikan alasan. Penduduk di sekitar
diperkirakan terlalu tegang dan khawatir, sehingga kekebalan tubuh turun, dan
mudah menderita kanker, biarpun nggak kena radiasi. Gitu kata peneliti di
Three Mile Island, kalau mau percaya.

Soeharto juga, setelah jatuh dan terhina, jadi sakit melulu. Entah peran kortisol,
entar cuma berkelit.

81297999

Cerita tentang kolesterol, dan stress. Kolesterol, adalah zat esensial
buat badan kita. Zat lain juga esensial, tentu, tapi kolesterol itu
berada dalam link sentral antara triumvirat badan, pikiran, dan genome,
yang saling mengendalikan.

Kolesterol membentuk setidaknya lima hormon: progesteron, aldosteron,
kortisol, testosteron, dan oestradiol; yang bersama-sama disebut steroid.
Steroid dikenal pada seluruh organisme sebelum pemisahan antara hewan,
tumbuhan, dan jamur. Konversi dari kolesterol jadi steroid dilakukan oleh
enzim yang dibentuk dari salah satu gen di kromosom nomor 10. Kelainan
gen ini membuat manusia tidak pernah mencapai masa puber (yeah, testosteron).

Tapi kortisol lebih menarik. Kortisol digunakan di seluruh tubuh, dan
bahkan memadukan badan dengan pikiran (dengan rekonfigurasi otak). Kortisol
juga berkaitan dengan berbagai kepekaan pendengaran, penciuman, perasaan
(wow). Kalau kadar kortisol di vena meningkat, berarti kita sedang … stress!

Stress bisa dipicu oleh sebab eksternal dan internal, misalnya dikejar harimau
atau boss, atau ketakutan akan api atau berita di koran atau ujian. Stress
jangka panjang terus menerus mempertinggi kadar kortisol. Yang mengesalkan,
kortisol mempunyai efek mengurangi aktivitas, jumlah, dan daya hidup sel darah
putih, yang artinya mengurangi kekebalan tubuh. Nggak aneh kalau
orang yang selalu tegang jadi lebih mudah sakit.

Dan karena stress bisa dikendalikan dengan pikiran, artinya kortisol bisa dikendalikan
dengan pikiran. Pikirkan aja yang tegang-tegang (atau sebaliknya, lakukan relaksasi),
dan kadar kortisol kita bisa naik atau turun, dan daya tahan tubuh meningkat atau
menurun.

81182152

Google Mail: Google recently published its Web Services interface at http://www.google.com/apis (tech explanation). We’ve built an email interface to Google. Actually, the folks in Marketing built it, which says a lot about the simplicity of Web services. Just email google¤capeclear·com and put the text of your query in the “Subject” line. You’ll receive your search results via email.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑