Aku lebih suka pakai logika aku sendiri, yang berdasar atas ketidaksukaanku pada kategori.

Ambil contoh untuk kasus T dan F. Salah satunya, kalau dalam tes kita masuk golongan T, itu artinya T kita lebih tinggi dari F kita, dan sama sekali tidak berarti bahwa F kita rendah (atau bahkan tidak berarti bahwa T kita tinggi). Orang yang masuk golongan T bisa memiliki T tinggi dan F tinggi tapi T>F. Orang yang masuk golongan T bisa memiliki F yang lebih tinggi dari orang lain yang ada di golongan F. Jadi para insinyur, kelompok INTP, bisa jadi pedagang yang baik, teman yang hangat, serta empatik.

Dilbert, biarpun sering teramati dalam kehidupan nyata, tetap lebih baik dipandang sebagai humor yang nyata. Kehidupan kita jauh lebih berwarna-warni ketimbang kartun Dilbert yang cuma berwarna di hari Minggu.