Buku-buku berjajar panjang di rak panjang, dengan penjaga
yang tampak bosan. Buku-buku turut bosan, menggumamkan
diskursus yang tak juga berubah, betapapun kita berteriak
“reinvent! reinvent!” dan semacamnya.
Aku tanya ke cermin, siapa yang bikin hikin reinvent jadi
kata usang, dan cermin menampakkan wajah yang itu-itu lagi.
Dengan rambut yang rada lucu, memang.
Setidaknya proses reinventing pun bisa punya rambut.