Biasanya aku pura-pura punya teman di kantor :). Tapi kayaknya aku
selalu perlu support dari teman-teman kantor itu pada saat yang salah.
Paradigma ketidakpercayaan di kantor udah melebihi ambang Dilbert :).
Heh, pingin rasanya megang kepala semua orang terus bilang “Mendung …
pergi … mendung … pergi.”
Bahkan di kamp konsentrasi Nazi pun masih bisa ada seorang Victor
Frankl (eh, lama juga nggak nulis nama ini), yang di tengah siksaan
dan kehancuran kemanusiaan itu masih mencoba menyusun risalah-risalah
atas kebesaran kemanusiaan. Frankl waktu itu menulis, “Di tengah
tekanan yang hebat, saat hampir semua nilai kemanusiaan runtuh, selalu
ada yang tidak mau ikut runtuh, dan sebaliknya justru nilai kemanusiaannya
berkembang pesat.” Aku pikir Frankl pasti salah satu di antaranya.
Pingin bener rasanya cari orang yang masih agak bisa kayak gitu. Nggak
perlu jadi bintang yang bersinar, tapi cukup jadi batu yang tetap mengasah
kilau dirinya. Aku perlu support orang semacam itu untuk menjaga nilai
kemanusiaanku sendiri. Aku bukan Frankl. Aku bisa surut juga. Aku perlu
support juga.
Tapi nggak. Di saat kayak gini, justru orang-orang sibuk bertanya, “Kenapa
kamu kembali ke sini?”
Berbulan-bulan dengan situasi gini, barangkali aku mulai teralienasi dengan
diri sendiri.