Cerita tentang Ziggyt kurang lengkap kalau nggak nyebut soal kiri kanan. Kita suka berkelana bermotor, aku pegang setir, dan Ziggyt jadi navigator, soalnya dia feelingnya bagus.
Waktu itu kita ke daerah selatan Malang. Melayat ortunya teman, di kota kecil di selatan Malang (Turen? Kepanjen? Ada lagi deh, lupa nama tempatnya). Cuaca sangat buruk, sampai truk beberapa meter di depan nggak keliatan. Basahnya nggak usah diceritain. Motor sempat masuk got setinggi lutut. Abis itu baik gas maupun rem jadi dysfunctional.
Aku harus konsentrasi ke jalan licin, mata yang basah kena air hujan, dan rem yang nggak nurut. Jadi navigasi sepenuhnya nurut Ziggyt. Di daerah Gondanglegi, Ziggyt teriak: Ke kiri! Aku belok kiri. Ziggyt teriak lagi, Bukan kiri yang ini, kiri yang satunya. Itu sih namanya kanan, bukan kiri satunya.
Soal kiri kanan ini berkepanjangan. Kalau ngebahas layout program, kita suka rame gara-gara soal kiri kanan. Ziggyt selalu menutup dengan cerdik, Kirinya kita apa kirinya monitor?
Abis kita lulus, dan jadi tentara, Ziggyt masih juga bikin ulah. Hari pertama, kita belajar baris. Dan abis aba-aba Tiga langkah ke kanan Ziggyt menimpali dengan cuek sekali, Ke kanannya siapa?