Aku nggak tau cara pandang Wagner atas kemanusiaan. Semua tokoh-tokoh dia nasibnya tidak ditentukan oleh kekuatan diri dan kepahlawanannya (biarpun pelakunya para pahlawan). Tristan dan Isolde kena ramuan ajaib, Siegmund dan Siegfried kena konspirasi takdir Wotan dan keluarga Wotan kena kutukan peri Rheingold, dan Tannhauser dibelit oleh Venus. Juga para pelaut di Fliegende Hollander. Jangan lupa Dr Faust kita tersayang itu, haha. Jelas bahwa Wagner nggak layak dijadikan panutan buat filsafat kemanusiaan, haha. Wagner memang tidak menawarkan filsafat. Dia hanya menunjukkan fragmen-fragmen kemanusiaan yang paling menyentuh, dari kelemahan manusia (manusia yang terkuat) menghadapi unresolved love (Tristan), kewajiban tugas (Siegfried), dan kompleksitas pilihan (Faust). Kita pasti pernah menghadapi sesuatu yang menuntut lebih dari kemanusiaan kita, dan pada saat seperti itu Wagner menggambarkan diri kita. Atau barangkali sedang mengejek kita?

Barangkali itu juga yang aku lakukan di catatan ini. Bukan menawarkan sebuah jalan hidup, tapi …