Akhir abad lalu (1990-an), orang masih sibuk berdebat tentang mekanika kuantum. Pendukung interpretasi Bohr masih berkeras bahwa batas antara fisika klasik dan mekanika kuantum adalah observasi, atau secara luas: kesadaran. Nah, kalau jangkauannya subyektif gini, susah sekali donk. Apa kucing Schrödinger nggak boleh dianggap punya kesadaran? Dan bulan yang seindah itu hanya indah karena kita menikmati keindahannya. Waktu tidak ada pengamat yang mengamati, bulan itu perlahan terurai menjadi probabilitas posisi-momentum saja. Tapi perlu waktu lama untuk menguraikan benda segede bulan. Dan sebelum bulan terurai, sudah bakal ada pengamat yang mengamatinya, dan saat itu bulan kolaps menjadi bentuk real ala fisika klasik. Kedengerannya bener-bener lucu. Tapi beberapa fisikawan akhirnya jadi relijius setelah mereka menurunkan implikasinya bahwa semesta ini ada karena ada pengamat dari luar semesta yang terus mengamatinya. Glek, awal yang benar, akhir yang benar, tapi jalan yang salah?

Roger Penrose mencoba pendekatan lain. Gravitasi, katanya, adalah pemegang kunci pemisahan. Di level foton, tidak ada gravitasi, jadi pada foton efek kuantum ketara sekali. Juga pada satu atau sekelompok elektron, gravitasi itu kecil. Tapi begitu jumlah materi meningkat, gravitasi meningkat, perlahan efek kuantum terabaikan, dan hukum fisika klasik jadi berlaku. David Böhm punya pendapat lain. Kalor, katanya, adalah penyebab ketidakpastian. Di level kuantum, besaran ‘kalor’ (terpaksa pakai tanda petik) ada dalam bentuk lain yang teramati sebagai gejala-gejala kuantum. Perdebatan soal ini akhirnya menyeret teori kuno Einstein lagi. Barangkali, katanya, relativitas khusus Einstein itu salah, dan kita sebaiknya kembali ke transformasi Lorentz yang tidak mengharuskan batas pada kecepatan cahaya.
Err, kalau kita melakukan misinterpretasi pada kedua teori itu, terus selama abad kedua puluh apa yang sudah kita lakukan? Haha, nggak separah itu. Sains boleh bergeser, tapi efeknya, kita jadi ngerti kimia, dan sudah bisa mengaplikasikan energi nuklir, menciptakan tabung hampa sampai transistor dan mikrochip, dan membuat dunia yang agak berbeda dengan abad-abad sebelumnya.