Interpretasi Kopenhagen yang asli ditulis Bohr (bukan yang aku tulis di catatan ini beberapa minggu yl) sebenarnya menyatakan bahwa setiap obyek sebenarnya berada dalam semua posisi gelombang probabilitas yang dimungkinan oleh karakteristiknya, namun jika dilakukan observasi pada obyek itu, maka fungsi gelombang runtuh, dan tertinggallah sebuah obyek yang teramati. Maka jika kita mengamati elektron, elektron itu akan tampak; tetapi waktu kita tidak mengamatinya, sebenarnya elektron itu hanya ada dalam bentuk probabilitas. Lalu si pengamat sendiri hanya bisa dibilang ada karena interaksinya dengan pengamat/manusia lain.
Lalu Hawking dkk mempertanyakan: jika demikian, semesta kita ada karena ada sesuatu dari luar semesta ini yang sedang mengobservasi kita.
Begitukah?