Malam tadi, sekali lagi dilakukan pertemuan BHTV, dengan host Mr Ikhlas di SDDN. BHTV, Bandung High-Tech Valley, adalah visi bersama untuk mengembangkan ekonomi wilayah Bandung dan sekitarnya, dengan dukungan penuh dari riset dan industri teknologi informasi (IT). Biarpun udah in touch bahkan sebelum 2001 (haha), baru sekali ini aku bisa hadir. Yang lalu2, Mr BR selalu menyusun waktu yang pas sehingga aku nggak bisa hadir. Malam tadi, justru Mr BR yang nggak bisa hadir :).
Yang menarik dalam pertemuan malam ini adalah penegasan, oleh Mr Armein, bahwa arah BHTV bukanlah seperti model Bangalore atau pusat industri IT oursource semacamnya. Yang divisikan justru dapat dibangunnya sebuah platform cerdas (yang dalam ini akan didorong oleh komponen pengaktif BHTV), yang mampu membantu masyarakat dalam skala yang lebih luas untuk mampu merancang, membuat, dan memasarkan produk-produk IT secara lebih mudah berbasiskan platform tersebut. Diharapkan, yang bangkit bukan segelintir industri IT yang besar dan mungkin akan menyerap tenaga kerja (tapi mungkin tidak), tetapi bangkitnya juga banyak industri kecil dan menengah, yang membuat Bandung menjadi kota yang sangat dinamis secara IT.
Mampukah? Prakarsa BHTV sendiri bukanlah prakarsa baru. Kajian-kajian telah dilakukan selama beberapa tahun, untuk mencari pendekatan yang paling realistis namun efektif untuk mencapai visi yang diharapkan. Tapi tentu masih perlu kerja keras, dan kerja yang lebih keras, untuk benar-benar menciptakan Bandung baru sebagai wilayah cerdas dari zone khatulistiwa.
Pertamaxx…..
Duuh, kayaknya pernah bilang deh kalau ini bukan blog seleb, jadi nggak ada kompetisi pertamax di sini. Hint: Dua link blog di atas adalah blog seleb, sila dipertamaxkan di sana :).
Wee… sori mas koen :P
habis tulisan mas koen pasti menjadi “best reader”
Baru sadar… tega dikau menyebut “dua link di atas…”, hahaha… :p
Eh jadi ketemu kali pertama di dunia maya eh nyata. Kok jadi salah tulis ya. Wah aku dah mulai gila sekarang.
Ada “wakil” dari PTDI tidak ? Salah satu pengguna piranti lunak yang “mahal” adalah dunia penerbangan. Dari salah satu sumber dalam, katanya PTDI masih membeli piranti lunak dari luar karena alasan persyaratan keselamatan penerbangan. Jadi kita bisa mulai dari menjadi pemasok untuk PTDI untuk kemudian menjadi pemasok kelas dunia. Saya memang belum mengetahui pengembang piranti lunak di Indonesia yang melirik ke segi “keselamatan” dari sebuah piranti lunak. Menurut saya ini menarik untuk digeluti, pertama karena nilainya jauh lebih besar dibanding yang biasa, kedua karena beda pengembangannya “hanya” di “banyak belajar” (tentang standarisasi), “lebih sabar” (mengikuti urutan proses), dan “banyak pengujian”. Standar keselamatan piranti lunak juga digunakan untuk piranti lunak bagi angkutan lain (angkasa luar, kapal, kereta api, mobil), pabrik kimia atau farmasi, dan sejenisnya. Lihat http://en.wikipedia.org/wiki/DO-178B dan http://en.wikipedia.org/wiki/Safety_Integrity_Level