Font Pemicu Kreativitas Kognitif

Spectrum edisi bulan ini dibawa Pak Pos dengan menembus deras hujan siang tadi. “Bacaan berat,” kata Priyadi, sorenya. “Seberat Pak Pos yang bawanya sambil kehujanan,” kataku. Spectrum tetap lebih ringan dari versi yang sama tahun2 lalu, tetapi memiliki tingkat keterbacaan lebih tinggi. Edisi bulan ini, apalagi. Hampir semua artikelnya menarik. Contohnya, yang selalu jadi perhatianku dari zaman mulai bisa nulis: font.

Sebuah eksperimen: benarkah tipografi yang baik dapat meningkatkan performansi, dan kreativitas kognitif? Sebuah artikel dari The New Yorker ditayangkan dalam dua versi di layar, dan ditunjukkan ke dua kelompok uji. Kelompok pertama menerima tampilan berkualitas tinggi dengan teknologi render ClearType dari Microsoft, termasuk dengan perataan dan tanda baca yang baik. Kelompok kedua menerima tampilan dengan font Courier bitmap, dengan dua spasi antar kata. Ternyata kedua kelompok menyatakan menikmati bacaan mereka. The New Yorker gitu lho.

Namun kemudian eksperimen diteruskan denga uji bernama Tugas Lilin, temuan Karl Duncker tahun 1945. Setiap peserta memperoleh sebuah lilin, korek api, dan sekotak paku payung. Tugasnya adalah menempelkan lilin ke sebuah papan yang dipasang tegak, kemudian menyalakan lilin, tanpa membiarkan lilin menetes ke lantai. Ternyata, sebagian besar anggota kelompok pertama mampu memecahkan ujian ini; jauh melebihi proporsi sukses pada kelompok kedua.

Font yang baik, display yang baik, dianggap pikiran kita sebagai penghargaan yang mampu memicu kreativitas kognitif.

6 Replies to “Font Pemicu Kreativitas Kognitif”

  1. Iya pak, font yang bagus meningkatkan performa kerja. Contohnya session SSH saya di SecureCRT saya ganti font nya ke Consolas, wah top banget, jadi lebih enjoy buka shell UNIX sekarang.

    Font favorit saya :
    – Arial Narrow (utk sheet Excel)
    – OCR A Extended (utk Notepad dan Thunderbird)
    – Consolas (utk SecureCRT, pinginnya pakai OCR, tp gak bisa)

  2. Secara umum, saya rasakan aspek estetika di tempat kerja mampu meningkatkan kualitas kerja juga.

  3. @Priyadi: Oh ya, mereka menyebut soal font, tetapi sudah dalam optimisasi lebih dari soal serif, sans-serif, dan semi-serif :). Itu tetap soal penting, tapi. So, dalam artikel itu Verdana dianggap lebih baik dari Georgia dan Arial, dan mereka bertiga jauh lebih baik daripada Times New Roman. Kelebihan Verdana yang dibahas bukan hanya soal sans-serifnya saja, tentu.
    @Affan: Consolas memang terasa nyaman :).
    @Din: Diukur donk, trus kita dibagi hasilnya :).

  4. Aku cobain Verdana size 10 untuk font di form2 Probis ISO NetRe Jakarta Divisi Infratel, mudah2an berhasil memicu produktivitas rekan2 proces owner hehehe amin!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.