Kita berlari melintasi lapangan. Si makhluk lembut hati tahun ini memaksa mau melihat kurban kita. Sampai memaksa lari. Syukurlah belum terlambat. Kurang beberapa detik. Si domba yang cakep itu sudah direbahkan. Dia melirik sebentar ke kita, terus memejamkan mata dengan tenang. Dan tetap tenang.
Beberapa tahun lalu, aku memang pernah maksa si lembut hati untuk melihat acara kurban. Waktu itu di Papakmanggu, di atas pegunungan di selatan Bandung. Domba kita putih dan cantik. Ketenangan domba-domba kurban itu kayaknya bikin si lembut hati takjub (sampai memaksa lari hari ini). Tetap tenang mereka menjalani upacara penuh kasih ini.
Tetap tenang mereka menunggu kita kelak, menghantarkan kita ke alam abadi yang penuh keceriaan asasi.
0 Comments
1 Pingback