Vaksin Kolesterol

Kalau ditanya kenapa orang sekurus (=langsing =tipis) aku bisa berkolesterol tinggi, aku suka menggambar diagram di bawah ini. Lengkap dengan level kebodohan tertentu dimana obat tertentu justru menggerus fungsi hati, dan dengan demikian makin mengacaukan regulasi kolesterol. Tapi kali ini kita coba berfokus pada hal lain, yaitu kemungkinan vaksinasi melawan kolesterol. Ini dikaji a.l. di Science & Vie edisi Mars 2007.

Pertama, siklusnya dulu. Hati melakukan pendauran kolesterol yang memang dibutuhkan tubuh kita. Kolesterol ini dibawa oleh LDL (lipoprotein berkerapatan rendah) ke seluruh badan, lalu dibawa kembali oleh HDL (lipoprotein berkerapatan tinggi) ke hati. Jika terjadi ketidakseimbangan (orang Indonesia bilang: karena satu dan lain hal), maka terjadi ekses LDL. LDL berlebih ini membentuk LDL oksida yang dapat menginfiltrasi pembuluh darah, menumpuk, menimbulkan peradangan, lalu mengakibatkan disfungsi pembuluh darah, yang tentu paling fatal jika terjadi misalnya di jantung atau otak. Sebenernya agak serem juga membahas proses yang sedang terus terjadi di dalam diri kita, haha :). Oh ya, salah satu bentuk ketidakseimbangan diakibatkan oleh CETP, yaitu protein pembawa ester kolesterol, yang mampu mengubah HDL kembali menjadi LDL.

Para alim ulama (yang arti harfiahnya adalah para pengabdi ilmu, bukan selebriti pengiklan SMS premium) sedang berusaha untuk menggunakan vaksin untuk mencegah, atau mengurangi intensitas, perusakan akibat kolesterol ini. Ada tiga alternatif yang tengah berusaha dimanipulasi:

  1. Memperbaiki regulasi LDL
    Vaksin CETP; diharapkan memancing imunitas tubuh untuk membentuk antibodi perusak CETP.
  2. Merusak LDL oksida
    Vaksin LDL Oksida; diharapkan memansing sistem kekebalan atas infiltrasi LDL oksida.
  3. Mencegah peradangan
    Aktivasi limfosit pengatur untuk menetralisir efek-efek peradangan.

8 Replies to “Vaksin Kolesterol”

  1. 1. Kurangi kopi.
    2. Perbanyak tidur.
    3. Perbanyak baca komik.
    4. Sering main-main dengan kucing. Tetangga punya juga boleh.
    ;-)

  2. @Jay: Karena itukah Jay tidak jadi dokter?
    @Rendy: Begitulah. Jagalah hati, jangan dengarkan yang basi :D
    @Ranti: Hmm, sebenernya semua ok sih. Tapi kecuali nomor 1, ya, ya, ya, ya, ya :)
    @Raffaell: Entar kita bahas kalau Jay udah nggak serem :)
    @Iwan: Kalau pingin mengalahkan kapitalisme media cetak, ya mesti gitu lah :p

Leave a Reply to anisizm Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.