NYSE:SBUX. Bukan NYSE:TLK? Bukan. Kita cerita tentang tempat pelarian. Dan kategorinya pun bukan kopi, melainkan life. Diawali dari Sbux Ciwalk dulu. Talk sama Harry Sufehmi, Budi Putra, Ikhlasul Amal, dan kemudian Rendy bergabung. Notebook dihidupkan. Tapi … nggak ada plug untuk listrik. Hmm, kalau di Sbux BIP sih jelas berjejer tuh. Panik? Nggak lah. Sbux is Sbux, di mana kita dikelilingi sahabat. So, aku cukup tanya “Boleh minta listrik, nggak?” Oh ya, aku suka struktur kalimat yang ajaib macam itu. Dan nggak lama, sebuah extender disiapkan, melintas lantai utama Sbux Ciwalk. Masalah selesai. Budi Putra malah protes: “Jangan2 Mas Koen yang punya saham Sbux.”
Tentu bukan. Dan bukan kebetulan juga aku sering milih Sbux jadi tempat pertemuan. Sbux tidak selalu identik dengan kopi. Tapi nyaris selalu identik dengan keakraban. Temen2 yang ketemu nggak harus minum kopi. Juga nggak harus minum apa pun. Malahan donat boleh diimpor dari warung sebelah. Ngobrol bisa dari jam 2 siang sampai jam 8 malam tanpa usikan.
Aku bukan orang yang bisa masuk warung makan sendirian. Mendingan menunda makan. Atau makan snack di meja kerja. Tapi Sbux bukan semacam warung makan. Aku bisa ngabur dari kantor, bawa buku atau notebook, dan melarikan pekerjaan ke salah satu meja di Sbux. Biasanya Sbux BIP. Sendirian. Rasanya kayak di kampus atau di kantor, tempat kita bisa bekerja sendirian, diam berjam2, tetapi dengan perasaan dikelilingi teman2.
Kopi? Pasti. Tapi itu bukan faktor utama.
Itu memang kehebatan Starbucks. Tidak hanya di Tokyo atau Paris Starbucks di Bandung pun selalu mampu menawarkan suasana yang bersahabat dan menyenangkan. Padahal kalau dibayangkan, 20 ribu lebih hanya untuk segelas kopi?
Anyway, great blog. Walau tulisannya agak2 “berat.” Tapi keren, postingnya banyak banget.
Great job, I guess I’ll be back :)
Kok pas NGGENIT gitu di PHOTO :D