Protagoras dan Gödel

Socrated memarahi Protagoras, gara2 filsuf yang terakhir ini memungut biaya pengajaran dari murid2nya, untuk hal mana Protagotas menanggapi “Kalau murid2ku tidak menerima ilmuku dengan baik, aku akan mengembalikan uang mereka.” Di sini kelucuan bisa dimulai.

Misalkan seorang murid, eh dua saja deh, mendatangi Protagoras. Yang pertama minta uangnya dikembalikan. Protagoras bertanya, “Bisa menjelaskan kenapa saya harus mengembalikan uangmu?” Lalu si murid berargumentasi menjelaskan, dan Protagoras menanggapi: “Kamu sudah bisa menggunakan dialektika dengan baik. Maka uangmu tak bisa dikembalikan.” Murid 1 keluar dan murid 2 masuk dengan permintaan yang sama. Kembali Protagoras bertanya, “Bisa menjelaskan kenapa saya harus mengembalikan uangmu?” Murid yang ini terdiam sesaat, lalu menggeleng. Protagoras pun mengembalikan uang murid yang ini.

Jadi aturannya: claim hanya dapat dipenuhi jika alasannya tak dapat dijelaskan.

protagoras.jpg

Tapi misalkan kita mendatangi lembaga DPR Republik BBM, di mana setengah anggotanya selalu jujur dan benar dan setengahnya lagi maniak pembohong yang ngaco. Dan katakanlah kita sebagai peneliti hanya bisa menyatakan hal yang valid dan benar. Tetap ada hal2 yang tidak bisa kita buktikan. Misalnya seorang anggota yang jujur menemui kita, dan berkata “Anda tidak bisa membuktikan bahwa saya jujur.” It’s OK, karena toh tak terlalu jelas bedanya orang jujur dan tidak. Tetapi masalahnya, jika kita tahu dia memang jujur, maka yang dia katakan adalah benar, dan berarti kita bisa membuktikan, dan artinya pernyataan dia salah (bahwa kita tidak bisa membuktikan). Maka, memang akhirnya statement itu jadi tak terbuktikan.

Trus dari sini kita bisa keterusan lari ke Teori Ketidaklengkapan Gödel. Tapi sementara ini, nggak keterusan dulu deh. Weekend gini mau ada rapat juga loh.

Categories: Uncategorised

7 Replies to “Protagoras dan Gödel”

  1. mas koen emang penuh paradoks.
    contohnya, kegilaan mas koen pada teknologi terkini, bersanding dengan kegemaran mas koen pada musik klasik.
    contoh lain, mas koen bilang “Lives without soul in Bandung, Indonesia”. tapi tulisan2mu, pemikiran2mu, hal2 yg telah engkau lakukan, adalah sesuatu yg menurut saya luar biasa.

    ngaku tersesat aja hebat, mas. apalagi kalo udah di jalan yg bener.
    :-)

  2. Maaf OOT, tp InsyaAllah menarik.
    Masih ingat jawaban teka-teki Alm. Abu Nawas gak?
    Jd suatu ketika Abu Nawas bersama rombongan tersesat di sebuah hutan belantara. Di persimpangan jln menuju kota, Abu Nawas melihat sebuah rumah yg konon dihuni oleh dua pemuda kembar. Pemuda yg satu selalu jujur dan berkata benar, sedangkan pemuda lainnya selalu berdusta dan mengatakan yg tidak benar. Lalu Abu Nawas menghampiri rumah itu dan mengucapkan salam. Keluarlah seorang pemuda. Dan dia berkata: Kami sedang tidak ada waktu, jd kamu hanya punya satu pertanyaan yg akan saya jawab. Dan Abu Nawas pun bertanya…

    Teka-tekinya adalah:
    Apa pertanyaan Abu Nawas sehingga dia dan rombongannya mendapat jawaban yg benar tanpa harus tau dgn pemuda manakah dia berbicara?

  3. @3: Merenungi Goedel ?

    @4: Judulnya bisa paralaks, juga bisa efek halo.

    @5: Ini comment beneran apa spam? Kadang aku kagum sama kerja spammer masa kini, jadi nggak bisa dibedakan sama comment beneran. So, kita asumsikan ini comment beneran deh :). Still: serius nih, yang dibahas Abunawas? Mendingan ke Newsletter punya IT Society, di http://itsoc.org/publications/newsletters.html. Trus dari tiap newsletter itu baca kolom Solomon Golomb. Itu baru menarik :). Saat komentar ini ditulis, edisi Desember 2006 sudah dipasang.

  4. salam kenal Mas Koen..saya Hans Abdiel. saya mau tanya mas, apakah gambar Protagoras dan murid-muridnya berlisensi bebas? saya baru membuat artikel protagoras di wikipedia indonesia, tapi kesulitan mendapat gambarnya. mohon infonya mas.trima kasih.

Leave a Reply to peri kecil Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.