OK, aku udah janji meneruskan cerita tentang Oil for Food. Here we are.

Sesadis apa pun kata media dan kata dokter tentang lemak, kita tetap memerlukan lemak. Vitamin A, D, E, dan K (hehe, apal, soalnya ‘adek’) tidak larut dalam air (karena itu tidak ada sebagai kandungan dalam minuman Mizone), dan hanya larut dalam lemak. Lemak juga merupakan bahan baku dalam pembentukan membran sel, yang tidak dapat disintesa sendiri oleh tubuh kita.
Lemak terdiri atas lemak jenuh (saturated) dan lemak tak jenuh (unsaturated). Lemak hewani sebagian besar merupakan lemak jenuh, dan dia membeku pada suhu udara normal. Lemak nabati memiliki lebih besar kadar lemak tak jenuh, dan pada suhu udara dia bertahan sebagai cairan. Lemak jenuh mengancam kesehatan, dan lemak tak jenuh lebih ramah buat tubuh. Lemak tak jenuh sendiri dibedakan atas mono unsaturated yang dianggap paling baik, dan poly unsaturated yang masih cukup baik.
minyak-goreng.jpg

Diagram di atas (dari AMA), memaparkan kandungan lemak jenuh dan lemak tak jenuh dari berbagai minyak nabati. Di sebelah kiri, minyak kelapa, memiliki kadar lemak jenuh hingga 92%. Di sebelah kanan, minyak kanola, memiliki kadar lemak jenuh hanya 6%.
Tapi kalau kita ingin mengejar kadar lemak mono unsaturated tertinggi, peringkat tertinggi dipegang oleh minyak zaitun (olive oil), yang memiliki 77% lemak mono unsaturated, sementara minyak kanola hanya memiliki 58%. Sayangnya minyak zaitun memiliki lemak jenuh 14%, di atas dua kali minyak kanola. Jadi, mana minyak yang terbaik? Pilih sendiri ah. Cuman, di supermarket di Bandung sih, minyak kanola lebih murah daripada minyak zaitun :).