“And you?”
“Coventry. I was sent to Coventry.”
Dia senyum lebar. Trus memberi isyarat mengunci bibirnya. Buat yang waktu kecil nggak sempat baca buku Sapta Siaga: frasa dikirim ke Coventry berarti dicuekin, nggak diajak bicara, biasanya sebagai hukuman. Mudah2an bener Sapta Siaga. Tapi kali2 Lima Sekawan atau Pasukan Mau Tahu.
“And what did you study in Coventry?”
“I studied communications.”
“Amazing! You were sent to Coventry to study communications!”
Gitu lah, salah satu small chat malam kemaren. Ceritanya para alumni Chevening diundang chatting di rumah British Ambassador di Jl Teuku Umar, Jakarta, sambil merayakan 20 tahun program Chevening di Indonesia. Mulai lepas Maghrib, acara dimulai dengan cari teman buat saling usil sana sini. Sambil cari2 Coca-Cola. Jam 1900, tuan rumah Charles Humfrey yang ramah tamah itu mengguncang lonceng untuk membungkam hadirin, trus mulai pidato singkat, trus menyerahkan ke Hassan Wirayudha, yang pidato sedikit lebih panjang, trus … udah … makan aja sambil cari temen ngobrol lagi.
Dari ex-FCO4 of Chev-2001, cuman hadir Ika dan Ari, yang masih enak diculik buat ngobrol sambil cuil-cuil kue di sana sini. Ada juga Benno yang masih ingat masukin aku ke mail list Chev-2000, soalnya aku memang terpaksa salah angkatan. Dan dari Chev-2002, kejutan, ada Nophie — makhluk yang sembunyi cukup lama dan aku pikir nggak akan bisa aku temui lagi di dunia nyata.
OK, tapi akhirnya kita sungkan juga meriuhi rumah orang sampai malam. Jadi akhirnya kita temui Mr Humfrey buat pamitan.