Di ruang tunggu, Stasiun Jatinegara; gatel juga liat orang di depan baca Kompas. Kayaknya menarik, sesuatu tentang musik indie dan Bandung style. Trus ada foto2 di Tangkuban Parahu. Pingin minjem … tapi mood lagi nggak komunikatif. Eh, ada artikel penuh foto tentang Menara Kudus pula. Kayak apa ya. Dibalik, nah malah artikel penuh foto tentang Irlandia Utara. Kayaknya layak berat untuk dipinjem.
Tapi waktu akhirnya salah satu halaman menampilkan Valentina Tereshkova, aku merasa koran ini kali ini perlu dibeli.
Execute();
Cool … tumben Kompas punya banyak artikel yang layak baca. Biasanya gitu-gitu aja — basa-basi :). Tapi yang paling menarik hari ini memang tentang Valentina Tereshkova, si kosmonot putri pertama, dan tentang penjelajahan luar angkasa zaman Soviet.
Valya adalah anak yatim dari veteran PDII, menghidupi diri jadi buruh pabrik ban, dan kemudian buruh tekstil, dengan penghasilan ala kadarnya. Tapi sempat ikut program belajar jarak jauh. Ini Soviet — biarpun orang menderita, tapi biaya pendidikan nggak memeras rakyat. Malahan sempat ikut klub penerjun payung. Mana ada di negara kita ada buruh miskin mampu ikut gituan.
Tertarik dengan keberhasilan Sputnik, dan gembar-gembor pemerintah untuk meluncurkan kosmonot, Valya mendaftarkan diri. Ikut pelatihan yang ketat, lama, dan akhirnya terpilih jadi kosmonot putri pertama. Meluncurlah Valya, memakai kode panggilan Chaika, selama tiga hari di dalam Soyuz 6.
Baru 15 tahun kemudian Amerika berhasil meluncurkan astronot putrinya yang pertama: Sally Ride.
Tapi di sini Kompas mulai ngaco lagi. Dia nulis bahwa Sally Ride akhirnya jadi korban musibah meledaknya shuttle Challenger. Padahal kalau kita baca buku Feynman, “What Do You Care What Other People Think”, Sally Ride justru bergabung bersama Neil Armstrong dan Feynman sendiri, dalam komisi penyelidik musibah meledaknya Challenger.
Aku tulis e-mail ke Redaksi Kompas aja ah.