Nashruddin dikenai tuduhan. Penguasa menghukumnya dengan lima puluh cambukan. Setelah hukuman itu selesai, sang penguasa berteriak pada Nashruddin: «Sekarang pergilah dari sini, hai kafir!»

Masih kesakitan, Nashruddin menukas: «Aku bukan orang kafir. Aku hafal Al-Quran.»

«Coba tunjukkan ayat yang kau ketahui.» si penguasa memerintahkan.

Nashruddin diam, lalu berucap: «Sesuai dengan namaku, aku akan membacakan An-Nashr: Dengan nama Allâh yang Pengasih dan Penyayang. Bila telah datang pertolongan Allâh dan kemenangan, dan kamu menyaksikan manusia berbondong-bondong keluar agama Allâh, bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, dan mohonlah ampunan pada-Nya. Sesungguhnya Ia Maha Penerima Taubat.»

Si penguasa semakin marah: «Kamu pengacau. Bukan keluar (yakhrujuna), tapi masuk (yadkhuluna).»

Nashruddin pun menjawab: «Teks yang asli memang demikian. Tapi sekarang mereka keluar lagi akibat kepemimpinan Anda.»