Di SD kita diajari tentang bilangan irasional, yaitu yang kalau didesimalkan membentuk deretan angka di belakang koma dengan panjang tak terhingga. Tapi setidaknya bilangan macam ini bisa ditulis singkat, misalnya 2½. Terus ada juga bilangan transendental, yang lebih irasional lagi ;), soalnya nggak bisa ditulis sederhana dengan bilangan rasional. Contoh yang khas adalah ? dan e. Naik ke SMP, kita dikenalkan dengan bilangan imajiner, yaitu i yang didefinisikan sebagai (-1)½.
Seorang matematikawan mencemooh seorang filsuf, yang konon bermain-main dengan wacana yang diciptakan memang untuk dipermainkan. Si filsuf membalas bahwa matematikawan juga hanya ahli mempermainkan seperangkat simbol yang memang diciptakan khusus untuk itu. Nggak ada yang ada di luar konteks, gitu katanya.
Tapi waktu kita beranjak ke SMA, masuklah sebuah teori konspirasi, heh. Ternyata si ?, e, dan i memiliki hubungan dalam formulasi ei? = -1. He-he :).