Kata orang sih memang aku suka bikin bosen. Hehe, udah karakteristik sih. Tapi aku lagi suka mendongeng tentang cahaya. Judulnya kali: cahaya … dari Faraday sampai Feynman. Mungkin dari Newton malahan. Kalau skala waktu kita maju, dan skala waktu tachyon itu mundur, maka skala waktu buat cahaya adalah nol. Buat cahaya, tidak ada bedanya cepat dan lambat, maju dan mundur. Ini diakui baik oleh relativitas khusus maupun mekanika kuantum.
Sebagai partikel, cahaya juga tidak memiliki anti materi. Kalau elektron punya positron, dan proton punya anti-proton, maka foton hanya punya foton. Tumbukan foton dengan energi tinggi bisa saling meniadakan, dan membentuk partikel berlawanan seperti elektron dan positron. Positron yang bertemu elektron akan saling meniadakan dan membentuk dua kilasan foton berenergi tinggi.
Feynman punya cerita menarik soal ini. Dua foton bertemu, membentuk elektron a dan positron b, kemudian positron b bertemu elektron c dan menghasilkan dua foton. Tapi buat QED (elektrodinamika kuantum), yang ada hanya elektron, foton, dan interaksi keduanya. Jadi, kata Feynman, yang sebenarnya terjadi adalah: elektron c bertemu sebuah foton, dan interaksinya melontarkan foton itu, sambil mendorong elektron mundur ke masa lampau (elektron mundur identik dengan positron maju), sampai si elektron tertumbuk lagi dengan foton, yang memantulkan foton dan mendorong si elektron kembali ke skala waktu maju sebagai elektron a. Lucu dan ajaib, terutama pada kenyataan bahwa kita boleh seenaknya mengubah skala waktu buat foton tanpa merasa bersalah. Tapi benda-benda lucu gini menghasilkan Nobel buat Schwinger, Tomogawa, dan Feynman.