Jadi berakhirlah tugas ngajar di Divlat Gegerkalong. Perlu disyukuri bahwa makhluk anti-sosial kayak gini bisa menjalankan tugas berkomunikasi di depan khayalak kayak gitu. Rasanya sih, kayak pingin pakai topeng Zorro terus-terusan. Cuman pasti nggak lucu kalau di depan kelas ada makhluk serba hitam yang terus-terusan nulis formula berhuruf Z. Panggilannya Koen-Zorro pula.

Lagipula, barangkali aku lebih mirip The Stupenduous Man daripada Zorro. Aku lebih suka ngebayangin ngabur terbang, daripada bersiul manggil kuda. Rada susah ngebayangin ngebut dengan kuda di keriuhan Bandung.

Yang juga kurang menarik adalah bahwa Zorro dituntut untuk selalu menyelesaikan masalah. Koen-Bohemian tidak akan setuju untuk memecahkan masalah lebih dari porsi yang dianjurkan, karena dia lebih suka membayangkan keteraturan kadar masalah tertentu untuk sistem hidup tertentu — alasan yang memungkinkan aku untuk tetap bisa tenang di tengah keriuhan yang memang tidak lagi sederhana. Tapi apakah masalah jadi terselesaikan?

Masalahnya: apakah dunia jadi lebih baik kalau tidak ada lagi masalah ? Stupenduous Man kayaknya lebih tahu jawabannya. Setidaknya macannya merasa tahu soal-soal kayak gitu *h?h?*.