Sastrawi

Suasana LEN kadang kebawa waktu aku udah kerja di Telkom. Aku sedang bertelepon dengan Mbak Dosen, dan cerita tentang kampus dsb. Tahu-tahu dia menyebut soal lain.

“You know,” katanya, “I would never forget somebody like you.”
“Oh sure. I will never forget you too.”

Emang sih biasanya beliau rada sastrawi bahasanya. Cuman tumben pakai acara rada muji segala.

“Sekali-sekali pingin nonton juga lho. Temenin yuk.”
“Tapi malem ya, soalnya saya siang harus kerja.”
“Iya, saya juga. Jadi malam minggu aja yuk.”

Trus kita menentukan tempat dan filmnya. Dan akhirnya …

“Koen, Mas Didit diajak juga deh. Pasti suka juga nonton film itu.”

Akhirnya :) teka-tekinya agak terjawab.

Yeah, abis itu aku nelepon Mas Didit. Mas Didit, di luar dugaan mau diajak nonton. Dan jadilah malam Minggu itu aku jemput si Mbak, terus jemput si Mas, terus jadi nyamuk yang baik.

Mereka akhirnya jadian beneran kok (ini ulah Ziggyt juga yang nggak sengaja memperkenalkan mereka). Duh, kalau mereka pada baca catatan ini, pada ketawa apa jadi pada musuhin ya. Yang jelas, aku udah memegang janji. Aku nggak akan melupakan peristiwa bersejarah ini.