Juli 2010 menandakan bahwa blog ini sudah berusia 10 tahun. Tapi tentu angin sedang bertiup kencang, sampai aku tak sempat meluangkan waktu untuk memperingati sesuatu. Selain itu, blog tak lagi dipandang sepenting dulu. Dulu, blog dianggap pembuka jalan bagi masyarakat untuk mengenal Internet, menggunakannya untuk mengangkat akal budi dan kesejahteraan. Kekuatan yang mandiri dari birokrasi dan kapitalisme, kekuatan persaudaraan yang diikat gagasan dan kesetaraan, dan peluang sosial ekonomi yang bisa dibangkitkannya. Tapi aplikasi jejaring sosial dan media sosial telah menggantikan fungsi blog, dengan segala kelebihan dan kekurangannya: aliansi dengan teknologi mobile dengan perangkat yang lebih mudah dan nyaman, proliferasi kesetaraan dan kekuatan 2.0, kekuatan memaksakan suara publik kepada pemerintahan yang masih ingin bertumpu pada ignoransi masyarakat, dll. Blog mungkin hanya jadi tonggak-tonggak bagi aktivis online, namun tak lagi jadi pusat komunikasi dan aktivitas. Bendera yang berkibar senyap di atas riuh.

Namun blog tak akan mati. Bendera tak akan diturunkan. Kata-kata terukir lebih kokoh menghadang waktu dalam prasasti blog daripada di atas pamflet singkat beraneka warna cerah. Para penulis blog masih seperti gerilyawan dalam senyap yang tak kunjung mampu melawan dorongan hatinya, serta komitmennya, untuk menulis. Dan para blogger, yang kini adalah sebutan bagi mereka yang sekedar menyebut diri blogger (pernah menulis blog, pernah membaca blog, pernah berkomentar di blog, dll) terus menjaga aura kekuatan dunia blog.

Words :)

Dan Oktober datang lagi. Seperti Oktober lainnya, para blogger Indonesia merayakan Pesta Blogger dengan berhimpun dalam skala besar. Sayangnya, tak seperti tahun2 lalu, tahun ini aku tak berhasil meyakinkan Telkom Indonesia untuk turut mensponsori Pesta Blogger 2010 (PB2010). Jadi Telkom juga tak menemani para blogger yang saling memberikan pelatihan dan inspirasi di berbagai kota di Indonesia. Ah, sedih :). Tapi dalam proses yang tak berhasil itu, aku jadi lumayan sering maksi bersama Rara, Presiden Blogger 2010 — she’s an inspiring personality! Dan aku pikir, warna kepemimpinan Rara itu yang membuat Pesta Blogger 2010 menjadi sebuah kesuksesan yang gemilang.

Angin yang memang lagi kencang (agak harfiah nih) memang membuat aku tak sempat meregistrasikan diri sebagai peserta Pesta Blogger 2010. Tapi ada dorongan tak terjelaskan untuk tetap nekat hadir (haha). Nyaris tanpa persiapan; satu2nya yang dibuat bekal untuk PB2010 hanya belasan buku untuk disumbangkan ke program 1000 Buku yang juga bersarang di PB2010 — dari buku anak2 sampai buku yang  terlalu rumit dibaca anak2. Aku datang ke kawasan Kuningan itu agak sore, dan langsung menghabiskan sore itu mendengarkan kabar berbagai komunitas blogger tanah air; plus berfoto2 di depan logo berbagai komunitas blogger dan onliner Indonesia.

Dari tahun ke tahun, banyak hal yang dikembangkan dalam Pesta Blogger. Nampaknya aspirasi para blogger cukup banyak didengar. Kini Pesta Blogger menjadi Pesta Blogger Plus, dengan menangkap berbagai aktivis komunitas online di luar blog. Juga komunitas yang dulu belum sempat tersentuh, misalnya komunitas pendidikan, kini mendapatkan porsi cukup besar.

Tentu yang paling menarik buat aku adalah berbincang dengan para blogger: sahabat lama dan kenalan baru. Terlalu banyak untuk ditulis satu per satu :). Plus kebagian kaos 1000 Buku dan beberapa pin yang menarik :). Memang sayangnya tak cukup lama. Aku harus kabur lagi. Ke Kemayoran. Baca entry blog sebelumnya deh :).