«Don’t carry the world upon your shoulder.» — begitu dia bilang, waktu matahari nyaris terbit, dan aku belum juga merasa bisa memecahkan banyak hal.
Yeah, anyway … apa bener semua masalah itu ada untuk dipecahkan? Sekali lagi, hidup adalah soal optimasi dan penggunaan kecerdasan dan seluruh potensi manusiawi kita untuk menjalani hidup, dan di dalamnya ada hal yang cukup penting dan menarik, yaitu menemukan kembali hidup. Dan soal optimasi selalu meliputi pilihan-pilihan yang banyak, yang harus secara cerdas kita amati dan kita pilih: mana yang harus benar-benar dipecahkan, dan mana yang harus diabaikan, dan mana yang sama sekali bahkan tidak perlu dipikirkan.
Kalau mau jujur, sebenernya bahkan masalah orang lain seharusnya tidak boleh kita pecahkan ;), kalau kita tahu artinya memecahkan masalah orang lain. Kita semua yang sempat hidup memang selalu dikaruniai masalah yang kompleks dalam ruang lingkup kita masing-masing, untuk kita hadapi, untuk membuat kita belajar menghadapi hidup dan
mengasah kecerdasan serta kearifan, dan akhirnya untuk membuat jiwa kita jadi lebih baik.
Memecahkan mentah-mentah masalah orang punya dua implikasi yang sering kita lupakan. Pertama, memberikan masalah lain pada si orang itu. Bagaimanapun, masalah tidak berkurang walau diambil berapa pun — itu sudah merupakan bagian instrinsik hidup kita. Yang kedua, dan lebih penting: mengambil masalah orang lain membuat kita melepaskan
masalah kita sendiri.
Sialnya, kita sering memecahkan masalah orang lain justru sebagai pelarian dari kewajiban kita memecahkan masalah kita masing-masing.
Kembali, ayo rayakan kehidupan, nikmati masalah-masalah kita, dan nikmati cara kita menghadapi masalah-masalah itu, dan jangan pernah berusaha membawa beban seluruh dunia di atas pundak kita.