Sergei Vinogradov

Pembatasan sosial di masa krisis COVID-19 ini memaksa kita bekerja di rumah, plus mengurusi pekerjaan rumah. Asisten rumah tangga dll tidak disarankan ada di sekitar wilayah rumah. Kadang vicon urusan kepentingan negara pun dilakukan sambil cuci piring atau seterika. Namun, beberapa malam ini, setelah PADI UMKM sukses diluncurkan, dan vicon malam berkurang, pekerjaan menyeterika terpaksa dilakukan sambil cari aktivitas lain. Aku kurang suka menonton film. Tapi, daripada menonton baju, akhirnya film-film lama di iPad TV ditayang ulang. Sambil mensuasanai 75 tahun berakhirnya Perang Dunia II, beberapa hari ini filmnya tentang Perang Dunia II, e.g. Perang Stalingrad dan Perang Sevastopol.

Namun film Stalingrad membuat teringat pada tokoh Sergei Alexandrovich Vinogradov. Vinogradov ini perwakilan di Kedutaan Uni Soviet di Turki, dan pada usia 33 tahun dipromosikan menjadi Duta Besar. Turki berbatasan dengan wilayah yang sudah jatuh ke Jerman dan sekutunya; namun juga berbatasan dengan beberapa wilayah Uni Soviet di Kaukasus. Turki juga memiliki hubungan diplomatik yang tak terputus, baik dengan pihak Sekutu maupun pihak Jerman. Keberpihakan Turki sangat penting pada semua pihak. Namun sejauh itu Turki merasa tidak berkepentingan pada Perang Dunia II. Tak urung, Stalin mengerahkan pasukan dalam jumlah besar untuk menjaga perbatasan dengan Turki.

Passport Vinogradov sebagai Duta Besar Uni Soviet di Turki

Saat itu pasukan Jerman telah menghancurkan tentara dan rakyat Uni Soviet, merangsek ke selatan hingga sungai Volga, siap mengepung Moskow. Pasukan Hitler juga telah dikirim ke arah Azerbaijan, mencari akses ke sumber minyak dan pertanian di Asia. Hanya tersisa celah tipis wilayah Uni Soviet antara wilayah yang mulai diduduki Jerman, dan negara Turki. Uni Soviet tak bersedia menyerah, dan terjadi perang paling mematikan sepanjang Perang Dunia II di Stalingrad.

Dalam situasi semacam ini, mendadak Vinogradov diminta kembali ke Moskow. Tanpa konsideran. Diminta segera kembali.

Vinogradov mencari penerbangan yang masih memungkinkan, menyeberangi wilayah perang, dan sampai di Moskow. Tidak ada perintah apa-apa lagi. Semua orang menyuruh menunggu saja. Dia diinapkan di sebuah hotel.

Di tengah malam, ia dijemput ke sebuah markas di wilayah Kuntsevo. Di sana, ia menjumpai tak lain dari Stalin sendiri, di meja makan, dikelilingi beberapa anggota Politbiro.

Vinogradov memberi salam kepada semuanya. Stalin mempersilakannya bergabung.
“Berikan vodka dulu untuk Pak Dubes,” pinta Stalin.
Vinogradov melakukan toast demi kesehatan Stalin, lalu minum.
“Sekarang katakan, Pak Dubes, Turki akan memerangi kita atau tidak?” tanya Stalin.
“Tidak, Kamerad Stalin,” jawab Vinogradov, singkat.
“Berikan vodka lagi untuk Dubes Vinogradov,” ujar Stalin.
Vinogradov minum lagi.
“Jadi, Turki akan memerangi kita atau tidak?” tanya Stalin sekali lagi.
“Tidak, Kamerad Stalin,” jawab Vinogradov.
Lalu Stalin menutup, “Baik. Kembali ke Turki. Dan ingat selalu jawabanmu.”

Dengan jawaban Vinogradov itu, Stalin menarik mundur semua pasukan Uni Soviet di perbatasannya dengan Turki, dan mengirimkannya untuk memperkuat Stalingrad.

Sejarah mencatat bahwa perang Stalingrad menjadi titik balik Perang Dunia II. Jerman dapat dikalahkan, dipaksa mundur Tentara Merah Russia, terus mundur hingga kembali ke Eropa Timur, Eropa Tengah, lalu dipaksa menyerah dengan kota Berlin berhasil diduduki Uni Soviet.

Setelah perang, pernah Vinogradov ditanyai sejawatnya: dari mana ia tahu bahwa Turki tidak akan memerangi Russia. Vinogradov menjawab: tidak ada informasi dari petinggi Turki yang mana pun. Andaipun ada informasi, maka informasi mudah berubah dalam ketidakpastian dalam krisis dan perang luar biasa itu. Yang ia lakukan hanya memahami situasi dan kondisi moral yang ada pada para pemegang kekuasaan di Turki, diperoleh dari komunikasi dan pergaulan terus menerus.

Vinogradov pun memiliki jasa besar bagi kemenangan Sekutu di front Eropa Barat. Pemerintahan pelarian Jendral Charles de Gaulle memiliki peran aktif dalam kemenangan di front barat. Namun sebelum penyerangan, ia merasa perlu menanyakan apakah Pemerintah Uni Soviet dapat memberikan pengakuan pada pemerintahan de Gaulle sebagai perwakilan Perancis yang sah. Mereka minta bantuan melalui Vinogradov, dan Vinogradov memberikan rekomendasi kepada pemerintah pusat di Moskow untuk memberikan pengakuan yang diminta de Gaulle.

De Gaulle dan Vinogradov (saat telah menjadi Duta Besar Uni Soviet di Perancis)

Di tahun ini, dan tahun-tahun sebelumnya, aku bekerja di Departemen Sinergi di tempat aku kerja sekarang. Ada unsur diplomasi di sana, ada unsur business intelligence, ada upaya kolaborasi kompetensi, ada penyusunan strategi bersama. Dan salah satu kunci dalam pekerjaan ini adalah terus menerus memahami suasana dan kondisi pemerintah pusat, kementerian, dunia bisnis, dunia industri. Tidak hanya dengan memperoleh informasi, apalagi informasi formal, namun dengan memahami konteks, serta membentuk konteks. Ketepatan pengolahan konteks ini yang menentukan apakah sebuah misi akan berhasil.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.