Month: May 2001 (Page 2 of 5)

3827564

Nerusin topik kemaren.

Kadang hasil survey bohongan bisa dipercaya, bukan karena sumber surveynya cukup andal buat dipercaya, tapi lebih karena ada orang yang perlu percaya pada sesuatu.

Waktu zaman bikin skripsi, aku ikutan nemenin temen-temen yang lagi sidang akhir (ngeduluin aku). Rada kesiangan (khas aku), dan begitu dateng aku langsung nyalamin mereka satu-satu. Tapi telat, dua orang udah masuk tanpa sempat disalamin. Kacaunya, dua orang itu nggak lulus. Trus aku nyeletuk, kok bisa ya, kebeneran yang nggak aku salamin yang nggak lulus. Minggu depannya aku yang disidang, dan melewati ketegangan yang ceria luar biasa, aku bisa lulus (cerita soal ini laen kali deh). Minggu depannya, lagi asik-asik menikmati udara kebebasan, temen aku dateng pagi-pagi. Dia mau sidang juga, dan dateng khusus buat disalamin. Aduh mak!

Memang dalam suatu hari sampel bilang bahwa dari 8 orang yang aku salamin, hanya 8 orang itu yang lulus. Tapi sepanjang umur kampus, berapa ribu orang yang lulus tanpa sempat aku salamin. Dan dari yang aku salamin sebelum ujian, berapa yang akhirnya nggak lulus juga? However, memang soalnya bukan statistik, tapi bahwa orang memerlukan keyakinan (yang kadang dicari dari luar) untuk mengerahkan kemampuan yang sebenarnya sudah ada di dalam diri mereka sendiri.

3813959

Salah satu perokok mencoba ikut memutarbalikkan fakta matematika. Memang ada korelasi statistik antara konsumsi rokok di suatu area dengan jumlah penderita kanker paru-paru, katanya. Tetapi itu tidak selalu menunjukkan hubungan sebab akibat, lanjutnya.

Memang tidak selalu korelasi statistika menunjukkan sebab akibat. Kita ingat korelasi statistika pada kromosom pembawa kecerdasan, yang ternyata juga korelasional dengan simetri jari. Data statistika bisa tersesat menunjukkan bahwa IQ dipengaruhi oleh simetri jari. Juga ada korelasi statistika bahwa di Amerika Utara manusia dengan kromosom seks XX lebih pintar merajut daripada yang kromosomnya bukan XX. Tapi ini tentu bukan soal kromosom, tapi soal budaya.

Kembali ke rokok, ada tiga kemungkinan untuk menjelaskan korelasi itu. Pertama, barangkali konsumsi rokok menyebabkan kanker paru-paru. Kedua, barangkali kanker paru-paru menyebabkan orang suka mengkonsumsi rokok. Ketiga, barangkali masyarakat yang beresiko tinggi kena kanker paru-paru juga beresiko tinggi kena kecanduan rokok. Rokok memang konyol.

3813921

Tapi angka juga bisa dipakai untuk menjelaskan klaim-klaim non matematik. Misalnya, di Inggris beberapa orang masih bangga bahwa mereka keturunan raja anu. Misalnya mereka punya satu bapak satu ibu, dan masing-masing punya satu bapak satu ibu, maka jumlah nenek moyang mereka akan berderet 2, 4, 8, 16, dst, mencapai 30 miliar pada generasi ke 40. Tentu banyak yang punya “jabatan rangkap” pada angka itu, karena jumlah manusia (termasuk yang sudah meninggal) pun belum tentu mencapai 30 miliar pada 40 generasi. Tetapi angka yang jauh lebih kecil dari itu pun sudah cukup untuk menyusun probabilitas bahwa lebih dari 99 orang Inggris adalah keturunan salah satu raja. Atau juga bahwa lebih dari 90 penduduk dunia adalah keturunan nabi Ibrahim dalam waktu 36 abad (berapa generasi tuh). Padahal kata orang Yahudi keturunan Abraham adalah bangsa terpilih. Horreee, kita semua bangsa terpilih …

3813853

James Bond, si badut terkenal itu, pernah becanda: Jangan percaya pada angka. Survey, riset, dan berbagai analisis kadang menunjukkan hasil yang fantastik, walaupun fakta sesungguhnya tidak begitu mengesankan.

Misalnya, ITU menulis bahwa Islandia dan negara-negara nordik lain memiliki penetrasi Internet tertinggi di dunia, yang diakibatkan oleh ekonomi yang baik, keterpencilan geografi, cuaca yang buruk, dan penguasaan Bahasa Inggris yang baik. Tetapi ITU lupa menuliskan bahwa negara-negara nordik juga adalah konsumen kopi per kapita tertinggi. Lalu apakah orang nordik suka pakai Internet karena mereka doyan kopi Java? Kedua fakta itu hanya berkaitan pada satu hal: tingkat kelahiran di negara-negara itu adalah yang terkecil di dunia (bahkan negatif). Jadi persentase penduduk dewasa sangat tinggi, dan akibatnya tingkat konsumsi /Internet|Kopi|dll/ juga jadi tinggi.

Di Telkom, para networker pernah dipaksa mengejar target ASR (yaitu rasio jumlah panggilan berjawab terhadap penggunaan server). ASR sendiri hanya mengejar bagian yang tidak penting dari network (dibandingkan trafficability, availability, etc). Kalau kita menelepon, dan semuanya berjalan baik, ASR naik. Tapi kalau kita menelepon teman, dan si teman malas mengangkat telepon, ASR turun. Dan lucunya, kalau si teman menjawab, dan sepuluh detik kemudian terputus karena alasan teknis, ASR sudah telanjur naik. Konsep ASR sendiri mulai ditinggalkan waktu Telkom berpindah ke bisnis broadband.

3779470

Site ini dibikin jadi mirip Site Komunikasi, cuman warnanya jadi sangat ungu. Pasti gara-gara Mas Dhani yang ngajakin bikin purple-club. Versi bahasa Inggris dihapus sementara, dan akan dipindah ke kuncoro.online.fr, yang mungkin warnanya nantinya nggak akan ungu. Humor filosof juga hilang, soalnya bakal ikut masuk ke English version. Kan di versi Indonesia ada Nazaruddin.
BTW, gimana ya ceritanya Nazaruddin yang pakar Linux itu. Udah sampai mana pengembaraannya dia …
Eh lucu, Novi juga modif tampilan website hari ini. Mas Dhani juga baru implant PHP dan Blogger. Dan si hacker Edy Liu tumben mulai ngisi blogger-nya lagi. Apa musim sedang berganti kayak bunga-bunga yang lagi bertumbuhan di Coventry?

3758866

Mirage mendirikan Ikatan Cendekiawan Patah Hati. Itu makhluk makin nyentrik dan makin syahdu aja. Tapi aku pikir patah hati tidak bisa diatasi dengan ide, kerana patah hati nan akut pun turut mempengaruhi proses pembentukan ide itu sendiri. Kadang bahkan multiframe pikiran pun kurang mampu mengatasi. Sistem operasi perlu direset. Pelarian yang diperlukan barangkali perlu berujud fisik. Ikutan military service beberapa bulan misalnya, atau ikut kegiatan pecinta alam yang mendaki karang terjal. Tapi bikin ikatan? Wow, ajaib sekali, haha :).
Orang kayak aku mestinya harus banyak bersyukur, soalnya nggak kena patah hati. Paling kena gejala kangen yang akut :`).

Leamington Spa

Di sebelah kiri bis, kebun yang luas yang seluruhnya berwarna kuning tanpa cela. Di kanan, peternakan luas tempat puluhan sapi bersantai, ditemani burung-burung hitam, dan ratusan kelinci coklat yang ikut bermalasan di atas rumput (gemes). Si pelarian melintasi puri Kenilworth sambil mengintip si puri di kejauhan. Kota Kenilworth terlewati, melintasi jalan raya, dan masuk ke kota yang asri. “Alcohol is illegal here” adalah sapaan pertama.

Konon sejak pendudukan Romawi, kota Leamington adalah tempat peristihatan. Sampai sekarang gaya hidup di kota ini memang lebih anggun dari Coventry, atau bahkan Birmingham. Gedung-gedung berwarna krim. Di toko Waterstone’s banyak buku-buku yang sulit dicari di Coventry (barangkali di Coventry bukunya dihabisin para engineer dan student).

Art centre di Leam — begitu sebagian orang menyebut kota ini — tidak terlalu mencolok. Isinya pun tidak sebanyak di Coventry. Tapi buat cita rasa aku, karya yang dipamerkan sangat menarik, dan pantas dicermati satu-satu (kemewahan yang hanya bisa dirasakan kalau sedang sendirian). Lukisan Hughes, The Property Room, tampak bercahaya dan turut menyinari ruangan. Di sebelahnya, Rally menggambar anak perempuan yang sedang tertidur di bawah cahaya lampu-lampu kecil. Dan satu dinding dilobangi untuk memuat lukisan Lowry yang bolak-balik (satu kanvas). Itu sebenarnya lukisan yang gagal, dan Lowry menggambar kembali di baliknya, tapi terbalik (upside down). Yang punya museum aja iseng. Di sebelah ruang lukisan ada tempat apresiasi seniman. Dan di seberangnya ada pameran kemarik yang bentuknya aneh-aneh dari Cooper.

Kalau toh kita harus terdampar, pilihlah tempat terdampar yang mampu membangkitkan kehidupan di dalam diri kita. Tapi lutut … aduh …

Birmingham Symphony Hall

Apa yang menarik di Birmingham? Simphony-hall yang megah, jelas. Tapi yang paling menarik adalah sepasang angsa hitam yang berenang di kanal berarir hijau, dengan tiga anaknya yang masih berwarna kuning. Di atas jembatan, kita dipaksa diam menyaksikan si angsa. Dan sadar, hidup itu indah sekali.
Tapi kapan aku boleh jadi angsa hitamnya lagi …

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑