Category: Wagner

The Tristan Chord

When Wagner started to be a composer, there were three different models of contemporary opera. Wagner had tried to adopt those types with Die Feen (German, rich-orchestrated style), Das Liebesverbot (Italian, lyrical style), and Rienzi (French style, with its luxuries). He then decided that Italian and French models had been decadent: they had passed their…

Read the full article

Lagi: Lohengrin Act 1

Robert Horwitz, maintainer site http://www.open-spectrum- international.org, berkirim mail. Mail pertama membahas liberalisasi frekuensi 2.4GHz di Indonesia. Mail kedua menyebut hal yang lebih menarik: Lohengrin. Pembukaan Lohengrin, kata dia, adalah 8 menit terindah dalam musik yang pernah diciptakan. Yang barangkali dia nggak tahu adalah: aku baca mail itu (di Xphone) masih sambil ngedengerin Pembukaan Lohengrin (Act…

Read the full article

Flying Dutchman

Kalau seorang pelaut tidak memiliki tujuan, maka angin yang bertiup ke mana pun hanyalah ancaman dalam pandangannya, bukan kesempatan, dukungan, atau kemudahan. Pingin dengerin The Flying Dutchman, sebentarrr aja. Lama nih nggak bersentuhan dengan Wagner.

Lt 3

Udah balik di Supratman. Masih di Lt-3, dengan iringan Der Ring Des Nibelungen yang itu2 juga. Kadang aku pikir Wagner sama kuatnya menggigit otak, kayak secangkir expresso.

Kaum Lugu

Wagner, kalau masih ingat nama ini, akhirnya tega membakar Siegfried. Dan kemudian juga Brunnhilde. Si manusia lugu yang dikorbankan untuk menjadi pahlawan yang selalu kesepian dan selalu penuh tanya, akhirnya jatuh di tangan kaum kerdil. Di tangan kaum kerdil yang sama lugunya dan sama-sama terkorbankannya oleh skenario para dewa sok tahu dari Valhalla itu; bukan…

Read the full article

Das Rheingold

«Returning in the afternoon, I stretched myself, dead tired, on a hard couch, awaiting the long-desired hour of sleep. It did not come; but I fell into a kind of somnolent state, in which I suddenly felt as though I were sinking in swiftly flowing water. The rushing sound formed itself in my brain into…

Read the full article

Bonang

Di basement 2 di Gedung Japati, aku baru sadar bahwa opera Wagner semacam Der Ring (termasuk Die Walküre) yang serba tepat itu pasti menuntut kerja ekstra keras dari para pemainnya, khususnya para pengiring musiknya (Hey, what did I think!). Wagner si Mr Promethean yang suka hal-hal besar itu, pasti menyiksa para pemain untuk memainkan instrumen…

Read the full article

Lucretia

Aku pikir orang Inggris pasca Herriot agak anti Wagner — khususnya setelah negaranya dibom Hitler tanpa ampun. Tapi opera Lucretia sangat sangat bergaya Wagner, biarpun musiknya beda. Kadang terbayang bahwa kita sedang mendengarkan cuplikan Rheingold, Tristan, dan Walküre. Pemainnya juga suaranya mirip Wotan, Isolde, Brunnhilde, dan Siegfried. Cuman kostumnya jas putih. Dan kayak Wagner, ceritanya…

Read the full article

Mild und Leise

Tristan & Isolde mengilhami hampir semua musisi setelah Wagner. Ceritanya sendiri aku aku pikir mengesalkan, kisah romantik yang salah asalnya dan kacau ujungnya. Nggak aplikatif buat aku kayaknya. Wagner yang konon anti asing itu mengambil cerita bukan dari bangsa Nordic, tapi dari Celtic. Kisah diawali dari kapal yang datang dari Irlandia ke Cornwall, dengan prelude…

Read the full article

Liebestod

Tokoh Isolde (Celtic: Iseult, Italia: Isotta) menyanyikan Liebestod di atas kematian Tristan. Bagian ini selalu memaksa kita berhenti dari kegiatan keseharian, dan diam beberapa menit menikmati cara Wagner menggambarkan jenis kedekatan manusiawi yang penuh kegamangan. Pagi ini bentuknya agak beda. Orkestrasi nyaris dihapuskan, dan digantikan dengan permainan piano yang sederhana. Jadi fokusnya lebih pada vokal…

Read the full article