SM IEEE

Baru semalam aku menghadiri pertemuan pengurus IEEE Indonesia Section, di Binus University, Syahdan. Dipimpin Pak Lukas Tanutama, pertemuan itu membahas program Membership Development 2012-2013; termasuk upaya meningkatkan status para insinyur anggota IEEE di Indonesia, yang terlalu sibuk riset atau bekerja, dan pasti lupa urusan kecil macam peningkatan status keanggotaan :). Sambil buka puasa (“Menu tesis,” kata Pak Ford Lumban Gaol) kami juga membahas rencana konferensi kembar Cyberneticscom dan Comnetsat 2013, serta rencana Indonesia menuanrumahi APCC 2013.

Pagi ini IEEE menyapa lagi. Satu paket sampai di rumah. Isinya plakat, yang mensertifikasi peningkatan engineering level-ku ke level IEEE Senior Member, ditandatangani Presiden IEEE, Gordon Day, dan sekretaris, Celia Desmond. Gordon Day ini yang tahun lalu hadir di IEEE Region 10 Annual Meeting di Yogyakarta, waktu itu masih sebagai President-Elect. Beliau ini juga yang sempat gak sengaja ketemu di Tokyo bulan Juni 2011.

Pemberitahuan via mail memang sudah masuk 15 Juni lalu. Keputusan pengangkatan (tercetak di plakat) ternyata malah tanggal 2 Juni. Hmm, aku lagi di Bayreuth atau Berlin waktu itu.

Menurut situsnya, IEEE Senior Member adalah tingkat tertinggi yang dapat diajukan oleh anggota IEEE. Level yang lebih tinggi, IEEE Fellow, hanya dapat diajukan melalui nominator. Untuk mencapai level ini, kandidat haruslah:

  • Menjadi insinyur, ilmuwan, pendidik, eksekutif teknis, atau pelopor dalam bidang yang didalami IEEE
  • Memiliki pengalaman yang menunjukkan kematangan profesional
  • Menjalani pekerjaan profesional selama setidaknya 10 tahun
  • Menunjukkan kinerja luar biasa setidaknya 5 tahun

Bidang yang didalami IEEE:

  • Engineering
  • Computer science & IT
  • Physical sciences
  • Biological and medical sciences
  • Mathematics
  • Technical communications, education, management, law & policy

Tidak dipungut biaya untuk proses ini. Namun kandidat — tentu saja — harus jadi anggota IEEE dulu. Dan, kita tahu, keanggotaan IEEE memang tidak gratis. Selain itu, akan diperlukan testimoni dari para Senior Member sebelumnya.

Aku cukup beruntung, memiliki para senior yang bersedia memberikan testimoni, entah macam apa, tapi yang jelas membuat komite cukup cepat memberikan keputusan pengangkatan. Terima kasih buat:

  • Prof. Dr. Dadang Gunawan, Universitas Indonesia
  • Arnold Ph Djiwatampu, TT Tel
  • Lukas Tanutama, Universitas Bina Nusantara
  • Dr. Wahidin Wahab, Universitas Indonesia

Oh, ya. Dari kecil memang cita2ku jadi Insinyur :). Dan aku masih cukup konsisten untuk terus mengasyiki dunia engineering. Jadi karyawan di perusahaan yang dinamis memang memungkinkan kita mendapati proyek engineering yang menarik. Tapi keacakan keputusan HRM kadang memaksa kita bekerja di bidang non-engineering. IEEE justru membantu aku di masa2 itu untuk tetap bisa bekerja sebagai Insinyur, dengan menyediakan ruang diskusi dan kerja di bidang engineering, dan dengan memungkinkan aku memberikan pelatihan, seminar, dan networking di bidang engineering.

Hal2 itu justru akhirnya membuat aku jadi volunteer dan officer di IEEE Indonesia Section, termasuk di IEEE Communications Society Indonesia Chapter. Namun pekerjaan dan minatku tetap di engineering. Industry. Bukan di akademis.

Dunia riset dan akademis memang bagian sangat critical di engineering. Kita beroleh pengembangan paling maju terutama dari hasil riset. Namun game dalam dunia kampus, terkait terkait urusan point, kum, gelar, nilai, dan seperangkat aturan periferalnya, bikin aku kadang merasa agak tak nyaman dengan kampus. Jiwaku anarkis kayaknya. Tapi pekerjaan engineering tetap memerlukan insight yang membuat kita akrab dengan paper, serta dokumen dan komunikasi teknis lain. Jangan khawatir, aku gak akan alergi paper :). Addicted malah.

Aku masih terus cari peluang untuk lebih banyak menciptakan kegiatan koordinasi engineering dalam kerangka IEEE yang tak terlalu banyak bersifat akademis. Sekali lagi, bukan karena soal akademis kurang penting; tapi justru karena selama ini kegiatan IEEE dan organisasi serupa justru lebih banyak berfokus ke soal akademis.

Memang, ini akan perlu terobosan dan ide baru. Juga akan perlu lagi meluangkan waktu dan dana yang sebenarnya juga tidak berlebihan tersisa. Tapi, buat komitmen “advancing technology for humanity” … apa sih yang nggak? :)

6 Replies to “SM IEEE”

Leave a Reply to Eka Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.