Ambulans

Listen, Chap. You will get a trouble!” kata Alan pura-pura menakuti.
It’s impossible! I am the trouble!” sahutku tak mau kalah.

Alan adalah postman sekaligus driver di Westwood Heath Campus. Bincang singkat di pagi itu mengawali julukan “Mr Trouble” padaku sampai beberapa bulan berikutnya di Westwood Heath Road. Tapi di pagi yang lain, mendadak Alan yang jadi trouble maker. Di tengah trafik di sekitar Knowle itu, bis yang kami tumpangi (aku sering duduk di depan, biar dia punya teman adu mulut yang ramai, dan aku memperlancar bahasa Inggris slank-ku) mendadak dibelokkirikan naik ke atas sidewalk.

Now you lost your mind,” tembakku.
Ha! Don’t you hear that sirens?” balas dia.

Ya, suara sirine ambulans itu terdengar dari tadi. Tapi siapa sangka bahwa Alan menabrakkan diri naik ke sidewalk demi memberi jalan ambulans yang masih agak jauh itu? Aku kalah satu set lagi.

Adegan sekian tahun lalu itu sering terdisplay lagi, waktu aku melihat ambulans di Bandungku ini, dengan sirine kencang, tapi tak berdaya bergerak. Tak satu pun pengemudi bodoh di sekitarnya yang berusaha mencari jalan yang mungkin merugikan diri sendiri, untuk menyelamatkan nyawa orang lain. Memang negeri yang bertuhan dengan cara yang salah: mati itu wajar, nyawa itu murah, dan bodoh juga dimaklumi.

Belum percaya? Tak jauh di depan ambulans, sebuah angkot masih sibuk menawarkan tumpangan ke calon penumpang yang pura2 tidak melihat (apalagi menjawab). Mobil rada bagus di belakangnya bisa belok sebentar ke gang kecil di depannya, tapi drivernya malah asik ngobrol. Dan kalau belum percaya, begitu suatu saat si ambulans bisa lolos dan melaju kencang, akan ada satu dua mobil atau bahkan angkot yang mengambil kesempatan untuk ikut melaju menikmati ruang lowong itu — sambil tertawa2.

Seorang teman yang baik hati pernah bertanya. Kantornya mau pasang Speedy untuk aplikasi keuangan. AM dari Telkom menyarankan untuk tidak menggunakan Speedy, melainkan solusi enterprise seperti TelkomLink. Dia heran. “Speedy katanya bagus. Kenapa dibilang nggak bagus buat aplikasi enterprise?” Mendadak aku jadi ingat kuliah singkat, dimana aku menganalogikan trafik IP sebagai mobil di jalan raya, yang ukuran, tujuan, kecepatannya bisa berbeda2. Tapi ini lain. Aku terpaksa bikin analogi lagi. “Speedy itu dioptimasi agar baik untuk general purpose. Mungkin mirip busway. Dia dimanage agar berperformansi tinggi untuk keperluan sehari2. Tapi untuk aplikasi kritis, dia bisa agak riskan. Mirip membawa pasien gagal jantung naik busway. Resikonya tinggi. Lebih baik memakai ambulans.

Temanku mengejar lagi. “Tapi TelkomLink dan Astinet juga bisa lambat kan?
Dan aku harus jawab: “Ambulans di Indonesia memang bisa lambat.

Resource kita, baik dalam bentuk bandwidth Internet maupun jalan raya, memang terbatas; sementara user tak terlalu pandai memanfaatkannya. Segala hal di negeri ini masih mengharuskan orang turun ke jalan. Jalan macet, orang stress, dan tak arif memanfaatkan resource untuk kepentingan bersama. Di Internet, kita tahu jaringan kita jelek karena kita tak mampu membeli yang terbaik di dunia, dan spektrum radio kacau karena banyak frekuensi liar, dan link ke luar negeri terbatas. Tapi orang memakai Internet bukan untuk hal2 yang lebih berguna. Tranfer file & Youtube untuk melihat hal tak karuan. Milis untuk memforward hasutan, hoax, cerita lama, humor tak lucu. Email untuk saling menipu. Ambulans di Internet pun bisa macet.

Dan blogging? Haha :). Tunjukkan bahwa blogging membuat hidup kita lebih baik. Jika tidak, berhenti sajalah.

batagor-bebersih-gasibu.jpg
Gambar: Sebuah komunitas blogger turun menyapu jalan dan memungut sampah di bawah hujan.

12 Replies to “Ambulans”

  1. wew….analoginya keren. tapi blogging, so far buat saya pribadi sih menyehatkan jiwa walaupun kadang ada bosen2nya juga :D

    dan kenapa blog saya yg di dagdigdug dibilang lucu, ya?

    *bingung*

  2. Betul, analoginya bagus. Kalo masalah ambulans, dari dulu saya mau ngalah, apalagi hanya sebagai pengendara motor :)

    Untuk berinternet, pengennya memang tidak hanya apa maunya diri sendiri, tapi bisa berguna. Semoga..

  3. @All: Bikin blognya yang bisa menyelamatkan nyawa manusia donk :p. Becanda, tentu OK banget. Humor yang segar dan cerdas bikin panjang umur loh. Juga blog yang mempererat silaturrahim. Blog yang memasang tips untuk hidup lebih baik.

  4. Mas Koen, liat judul ambulan kirain cerita masalah suster-suster di lagunya Iwan Fals.

    … dengan punya blog bisa :

    – latihan menulis (idealis)
    – nyari duit (impian)
    – pelarian kl lg males kerja (kenyataan)
    – pake topeng, bicara yang tidak boleh dibicarakan (mulai nglakuin)

    SK.

  5. Mudah2an ambulance terbang sebentar lagi bisa terwujud, jadi pasien gawat darurat bisa ditolong tepat pada waktunya. Coba lihat video dari discovery channel ini: http://video.google.com/videoplay?docid=1537644238897941086

    Video ini terdiri dari 3 seri, The body, The city, and The World hosted by Michio Kaku. Kalau ada waktu nonton deh! ;)

    Blogging itu positif koq. Tapi sayangnya saya lagi hiatus nge-blog, kuliah padat, film2 di torrent ngantri, dan lagi mau beli domain.

  6. “Dan blogging? Haha :). Tunjukkan bahwa blogging membuat hidup kita lebih baik. Jika tidak, berhenti sajalah.”

    hwakakakak..
    kata simbah sayah sih, yang emang ndak bikin kita ndak maju ngapain juga diterus2in.. begituh..

  7. @Sekrup: Elemen signifikan yang mana?

    @Anis: Hi, kayaknya belum ke bioskop udah ketemu.

    @Izza: Taruhan, pasti aku lebih sibuk :)

    @Tika: Artikel ini ditulis sebelum tahu ada gempa kecil di blogosphere Indonesia pada hari yang sama itu lho. Pokoknya nggak ada hubungannya deh.

  8. wah wah …
    jadi inget banyak pelanggan speedy yang mencak – mencak kalo speedy di tempat dia lambat, padahal setelah diselidiki masalahnya komputer dia banyak virus & trojan … :P apa mbersihin virus juga harus tugas speedy mas koen ? hehehehehe ….

    [quote]
    Resource kita, baik dalam bentuk bandwidth Internet maupun jalan raya, memang terbatas; sementara user tak terlalu pandai memanfaatkannya.
    [quote]

    setuju terbatas, mulai sekarang kita jangan menghambur – hamburkan bandwidth internasional. ayo perkaya konten lokal. konten lokal kaya tapi hostingnya masih di USA sana ya tetep aja boong … :P contohnya blogger, wordpress, yahoo, friendster dll itu yang trafficnya tinggi ….
    hehehehehehe ….

Leave a Reply to Echi Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.