Receptor di Retina

Di weblog Neko Sang Penjelajah yang passwordnya udah lama hilang itu, Neko bercerita bagaimana berbagai warna yang tersebar dari merah hingga ungu itu bisa diwakilkan oleh paduan “warna dasar” merah, hijau, dan biru (red, green, blue — RGB). Sebenernya, kalau boleh jujur, waktu itu Neko cuma bercerita tanpa referensi dan tanpa basic knowledge sama sekali, selain fakta bahwa manusia mengenali berbagai warna yang dibangkitkan oleh sinar RGB seolah2 warna2 itu merupakan warna asli, sementara hewan seperti harimau mengenalinya sebagai nuansa kelabu belaka. Spekulasi khas Neko ;)

OK, tapi kita akui ternyata Neko, yang lebih banyak belajar fisika dan elektronika serta programming dibanding biologi itu, memang benar. Kira-kira macam gini kepekaan tiga macam receptor di ujung syaraf mata manusia seperti yang digambarkan itu:

Sowwy, gambarnya nggak prof amat. Sambil belajar CorelDraw nih, dikit2. Cahaya pada frekuensi inframerah ke bawah dan ultraviolet ke atas tidak teramati mata manusia, karena ketiga receptor tidak memiliki kepekaan pada daerah itu. Cahaya merah akan merangsang receptor merah, sehingga pesan warna merah dikirim ke otak. Cahaya kuning akan merangsang receptor merah dan hijau, sehingga pesan gabungan merah-hijau dikirim ke otak, dan otak mempelajari pola itu sebagai kuning. Jika yang masuk memang cahaya merah dan hijau sekaligus, seperti yang saat ini sedang ditembakkan monitor di depan mata kita ini, otak tetap menerima pola gabungan merah-hijau, dan dengan senang hati mendefinisikannya sebagai kuning.

Kalau putih? Errr … technically speaking, hitam dan putih itu memang bukan warna. Sowwy.

Nah, kalau makhluk non manusia memiliki tingkat kepekaan yang berbeda, i.e. bergeser; barangkali juga antar manusia bisa terjadi pergeseran. Barangkali kita hidup di dunia warna yang berbeda tanpa menyadarinya.